Sunday, December 16, 2018

Tips Budidaya Ikan Nila Lengkap

Ikan nila atau nama latinnya Oreochromis Niloticus merupaka jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan nila diintroduksi dari Afrika khususnya Afrika bagian timur pada tahun 1969. Saat ini ikan nila menjadi ikan peliharaan dan ikan budidaya yang cukup populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus menjadi hama di setiap sungai dan danau Indonesia.

Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair, melihat fisiknya yang hampir tak ada bedanya serta memiliki kemiripan sifat. Budidaya ikan nila tergolong relatif lebih mudah, mudah berkembang biak dan mudah beradaptasi yang baik. Ikan nila banyak ditemukan di alam bebas, khususnya di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa-rawa. Suhu yang optimal bagi pertumbuhan hidup ikan nila antara 20-30oC dengan pH air 7-8.

Dalam habitat ikan nila, ia termasuk jenis ikan omnivora yaitu pemakan segala, oleh sebab itu ikan nila mudah beradaptasi. Makanan alaminya plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Dalam pembuatan pakan buatan untuk budidaya nila, cukup berkadar protein sekitar 25% saja. Biaya pakan yang relatif lebih murah, berbeda seperti saat budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein lebih tinggi, yakni 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, antara lain pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

1. Pemilihan Benih Ikan Nila



Memilih benih menjadi faktor penting yang akan menentukan tingkat keberhasilan pada budidaya ikan nila. Guna memaksimalkan hasil yang maksimal sebaiknya menggunakan benih berjenis kelamin jantan, karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat daripada ikan nila betina. Budidaya ikan nila secara Monosex (berkelamin ganda) akan lebih produktif dibanding campuran, karena ikan nila mempunyai sifat mudah memijah (melakukan perkawinan). Sehingga jika dibudidaya dilakukan secara campuran, maka energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan akan terhambat.

2. Persiapan Kolam Budidaya


Budidaya ikan nila dapat menggunakan semua jenis media kolam, baik kolam tanah, kolam beton, kolam terpal, jaring keramba bahkan sampai tambak air payau. Mengingat pertumbuhan ikan yang mudah beradaptasi di berbagai tempat, termasuk di dalam kolam. Dari semua jenis kolam tersebut, paling banyak digunakan oleh pembudidaya menggunakan kolam tanah karena cara membuatnya sangat mudah yang tidak terlalu banyak menggunakan bahan-bahan khusus. Namun kesemuanya itu dapat dikembalikan ke selera dan situasi tempat, menggunakan kolam terpal atau kolam beton juga masih dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan nila. Jangan lupa, sebelum tebar benih ikan pada kolam yang baru, terlebih dahulu bersihkan kolam scara menyeluruh agar ikan tidak keracunan bahan kimia yang dihasilkan dari kolam beton atau kolam terpal.

Sedangkan untuk kolam tanah yang baru dibuat, jangan lupa lakukan pemupukan pada permukaan kolam menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah, dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar secara merata di dasar kolam, kemudian biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu jika masih dirasa kurang, maka dapat ditambahkan dengan pupuk urea 50-70 kg/hektar dan TSP 25-30 kg/hektar diamkan selama 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi pada hewan dan tumbuhan renik yang ada di dalam lingkungan kolam, sehingga hewan dan tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami.

3. Penebaran Benih Nila



Kolam yang sduah terisi air dengan kedalaman antara 60-75 cm maka siap untuk ditebar benih ikan nila. Dengan kepadatan tebar sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi ukuran benih seberat 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor. Sebelum dit\ebar upayakan melalui tahapan adaptasi terlebih dahulu, berguna agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga dapat menekan resiko kematian. Caranya yaitu masukkan wadah yang berisi benih ikan kemudian masukkan kedalam kolam hingga 1-2 jam, selanjutnya buka wadah tersebut biar ikan keluar dengan sendirinya.

4. Pemeliharaan Ikan Nila



Langkah selanjutnya ialah dengan merawat ikan hingga panen. Hal yang paling penting dalam pemeliharaan ikan nila ditentukan oleh pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan Air
Supaya pertumbuhan ikan menjadi maksimal, maka perhatikan kualitas air terutama saat mengalami perubahan semasa budidaya. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen terlarut dan pH air, bisa juga dilakukan dengan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Jika kandungan oksigen menurun maka dapat memperderas sirkulari air dengan memperbesar aliran debit air, dan apabila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air.

b. Pemberian Pakan
Managemen pakan sangat penting saat budidaya berlangsung, berikan pakan pellet dengan kadar protein sebesar 20-30%. Pada budidaya ikan nila kebutuhan pakan sebanyak 3% dari bobotnya setiap hari, pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Setiap 2 minggu sekali ikan nila ditimbang secara acak sebagai sampel, lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.

Perhitungan volume kebutuhan pakan pada ikan nila :
Misalkan dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan sebesar (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya, 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg/hari.
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ikan nila merupakan ikan yang tahan terhadapat berbagai macam penyakit. Pada keadaan normal, penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi jika budidaya ikan nila dilakukan dengan cara intensif dan massal, resiko serangan penyakit perlu diwaspadai. Penyebaran penyakit pada ikan sangat cepat, media penularannya biasanya melalui air. Oleh sebab itu dapat mengaplikasikan probiotik atau obat khusus yang menangani virus pada ikan, dengan disertai pergantian air secara berkala.

5. Pemanenan Ikan Nila



Durasi pemanenan pada budidaya ikan nila disesuaikan dengan kebutuhan pasar, ukuran ikan nila untuk pasar domestik kisaran antara 300-500 gram/ekornya. Untuk menghasilkan bobot sebesar 300-500 gram/ekor pada bibit ukuran 10-20 gram membutuhkan wakru sekitar 4-6 bulan, atau bahkan bisa lebih singkat mengingat kebutuhan pasar yang bervariasi.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mengunjungi blog saya, silahkan tinggalkan komentar

Cara Pembesaran Budidaya Ikan Gurame

Pembesara ikan gurame menjadi usaha yang paling akhir dilakukan setelah proses pembenihan, pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan yang ...