Keberadaan kolam bundar saat ini menjadi angin segar bagi para pembudidaya ikan khususnya air tawar di seluruh Indonesia, kolam bundar menjawab segala permasalahan-permasalahan bagi para pembudidaya yang memiliki keterbatasan lokasi/lahan untuk membuat media kolam budidaya. Oleh sebab itu hampir kebanyakan pembudidaya ikan saat ini mulai beralih ke konstruksi kolam bundar, mengingat diameternya yang relatif lebih kecil sehingga dapat menyesuaikan lahan yang sempit, termasuk di halaman rumah sekalipun dapat diaplikasikannya. Tidak hanya itu, kolam bundar juga dapat katagorikan menjadi kolam yang ramah lingkungan, hampir 90% konstruksi kolam bundar dapat dibongkar pasang atau dipindahkan tanpa meninggalkan bekas yang dapat merusak sumber daya alam non hayati seperti tanah serta lingkungan hidup lainnya. Berbeda dengan kolam ikan tanah buatan yang dianggap sudah tidak efektif lagi, atau kolam beton yang menyisakan limbah bangunan.
Meskipun keberadaan kolam bundar disambut positif oleh banyak para pembudidaya atau bahkan pemula, bukan berarti kolam tanah dan kolam beton mulai ditinggalkan. Kolam bundar menjadi salah satu alternatif bagi pembudidaya ikan untuk bisa berbudidaya meskipun memiliki lahan yang sempit, artinya kolam bundar dapat di aplikasikan diberbagai tempat yang terbatas, dan ini menjadi peluang bagi para pemula budidaya ikan yang ingin mencoba usaha di bidang perikanan. Kolam tanah atau kolam beton juga masih tetap menjadi pilihan favorit bagi pembudidaya ikan, terutama bagi mereka yang memiliki lahan yang luas dan sudah mengkhususkan untuk dijadikan investasi income (pendapatan). Baik kolam bundar, kolam tanah dan kolam beton tentu masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, semua disesuaikan dengan situasi tempat yang memadai, terlebih kembalikan ke selera masing-masing individu.
Berikut kita akan membahas tentang cara pembuatan kolam bundar, sebelumnya dalam pembuatan kolam bundar tidak ada teknik khusus yang mendasar, saya rasa siapa saja bisa melakukannya. Hanya saja yang kita butuhkan yaitu perlengkapan-perlengkapan yang mendukung untuk pembutan kolam. Dalam pembuatan konstruksi kolam bundar ada 2 macam yang biasa digunakan oleh para pembudidaya, ada yang menggunakan sistem pembuangan air di dasar kolam, dan ada pula yang tidak menggunakan pembuangan.
Gambar 1 : Pembuatan kolam di lahan yang sempit
Gambar di atas contoh pembuatan kolam bundar di halaman rumah yang tergolong memiliki lahan yang sempit, dengan peletakan bata merah sebagai fondasi kolam yang menggunakan sistem pembuangan air yang akan ditanam di bawah fondasi.
Gambar 2 : Proses pembuatan penampungan air pembuangan
Gambar 3 : Pemasangan rangka kolam
Selanjutnya proses pemasangan pembuangan air kolam yang di tanam ke dalam fondasi kolam, menggunakan paralon berukuran 2" atau sesuai dengan selera masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan rangka besi, jika ingin membuat rangka bisa cari bahan besinya di toko matrial setempat, dan diameter besi bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Gambar 4 : Pembuangan air kolam
Gambar 5 : Instalasi penampungan pembuangan air kolam
Gambar 6 : Kolam yang sudah jadi
Jenis kolam di atas menggunakan sistem pembuangan air di dasar kolam, hal ini membantu untuk memudahkan pembudidaya saat hendak mengganti air dan menguras air kolam. Cara seperti ini diangaap sangat efektif guna memaksimalkan pergantian air secara berkala bahkan saat pemanenan berlangsung.
Selanjutnya saya akan memberikan contoh kolam bundar dengan sistem yang lain, yaitu tidak menggunakan pembuangan air seperti contoh sebelumnya.
Gambar 7 : Kolam bundar tanpa pembuangan air
Dari kedua jenis sistem kolam di atas, tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Semua sama-sama menggunakan konstruksi yang sama, hanya saja ada yang menggunakan pembuangan air dan ada juga yang tidak. Sistem kolam bundar yang menggunakan pembuangan air, dalam pembuatannya ditambah dengan persiapan fondasi menggunakan beton. Sedangkan yang tidak menggunakan pembuangan air, tidak perlu ditambahkan dengan fondasi. Cukup dengan besi rangkanya saja sudah dapat digunakan budidaya. Dari keduanya tersebut tentu ada plus minusnya, seperti kolam yang tidak menggunakan pembuangan dapat dipindahkan kemanapun tempat tanpa harus membuat ulang fondasi awal, sedangkan yang menggunakan pembuangan memudahkan pembudidaya untuk mengganti air secara berkala. Namun semua itu bukan permasalahan yang berarti. Sekali lagi saya tekankan semua tergantung selera masing-masing.
No comments:
Post a Comment
Terimakasih sudah mengunjungi blog saya, silahkan tinggalkan komentar