Dalam budidaya ikan banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan tebar benih ikan ke dalam media kolam, antara lain yang perlu dipersiapkan adalah air, vitamin dan probiotik menjadi menu utama dalam budidaya. Air kolam sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup ikan selama budidaya berlangsung, jika kita tidak dapat mengontrol air kolam dengan baik sebagaimana mestinya, maka yang akan kita jumpai adalah kerugian! Sebab hampir 50% kelangsungan hidup pada ikan ditentukan oleh kualitas air, walaupun ada beberapa jenis ikan yang mampu bertahan hidup di air yang kondisinya buruk namun bukan berarti ikan akan selalu tumbuh dalam keadaan baik atau sehat, ikan akan cenderung kerdil.
Namun ironinya masih banyak pembudidaya ikan yang masih tidak peduli dengan kondisi air tersebut, mereka menganggap perubahan air pada saat budidaya adalah kejadian alami dan tidak perlu di risaukan, parahnya lagi banyak pembudidaya lain yang meng-iya-kan pendapat semacam itu. Tentu kejadian ini menjadi problem yang tak pernah terselesaikan. Memang selama periode budidaya ikan, air kolam akan mengalami perubahan yang signifikan dari warna air saat pertama kali di tebar benih, kejadian seperti ini yang sering disepelekan bagi pembudidaya ikan pada umumnya.
Perubahan warna air pada kolam ikan dianggap normal atau bahkan baik jika sebelum penebaran benih ke dalam kolam pembudidaya mengaplikasikan sistem fermentasi air, hal ini justru akan membuat warna air kolam berubah warnanya menjadi coklat kehijauan, dan atau coklat kemerahan, karena ini memang bagian dari reaksi positif air yang menggunakan sistem fermentasi. Di mana plankton yang dihasilkan dari fermentasi tersebut dapat berkembang dan akan berdampak positif bagi kehidupan ikan selama periode budidaya. Berbeda dengan perubahan warna yang tidak mengaplikasikan sistem fermentasi air, perbedaan warna tersebut memungkinkan kondisi air yang buruk sebab kotoran ikan dan sisa pakan yang tak dapat terurai dengan baik sehingga menjadikan amonia pada kolam yang akan berdampak kematian pada ikan.
Oleh sebab itu, teliti dalam mengelola air pada kolam menjadi tugas prioritas dalam budidaya ikan. Dengan tidak mengesampingkan prosedur yang ada menjadi pilihan bijak bagi pembudidaya. Adapun beberapa cara yang dapat diaplikasikan ke dalam air kolam menggunakan sistem fermentasi beserta bahan-bahannya.
Bahan-bahan yang dibutuhkan:
Gambar 1 : Dedak/bekatul
Gambar 2 : Molase/tetes tebu
Gambar 3 : Ragi
Gambar 4 : Kapur
Bahan:
1. Dedak/bekatul 2 Kg
2. Molase/tetes tebu 250 ml
3. Ragi 5 gr
4. Kapur 1 genggam
Cara:
1. Dedak dicampur molase dan dicampur air secukupnya (basah/nyemek)
2. Tuangkan ragi dan diaduk hingga merata
3. Masukkan kedala media wadah tertutup dan diamkan selama 48 jam (proses fermentasi)
4. Setelah hari ketiga buka dan campur dengan kapur 1 genggam
5. Encerkan dengan air dan saring airnya
6. Tebar merata pada kolam dan nyalakan aerasi kolam selama 24 jam
7. Ulangi cara di atas untuk pengaplikasian 3 hari kemudian
8. Ulangi setiap 3 hari sampai air berubah warna menjadi kecoklatan
9. Kontrol dengan cara memasukan tangan ke kolam sedalam 25 cm, jika tangan sudah terlihat kabur berarti benih sudah siap ditebar.
Pada sistem fermentasi perubahan air akan dapat dirasa seiring berjalannya waktu, meskipun air akan berubah warna dari biasanya bukan berarti air tidak perlu untuk diganti. Walaupun sistem fermentasi dapat kita terapkan namun air tetap tidak terlepas dari pengecekan, air juga perlu diganti perlahan jika air terasa bau tidak sedap. Tapi kalau air masih dalam kondisi baik artinya tidak berbau, maka air tidak perlu untuk diganti.
Demikian cara fermentasi air serta cara membuatnya, semoga bermanfaat..
Gambar 5 : Masa periode budidaya lele
Gambar 6 : Perubahan warna yang signifikan
Demikian cara fermentasi air serta cara membuatnya, semoga bermanfaat..
Itu untuk ukuran kolam berapa mas?
ReplyDelete