Sunday, December 23, 2018

Cara Mengatasi Penyakit Pada Budidaya Ikan

Penyakit pada saat budidaya ikan sering menjadi masalah yang serius dan tidak sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga banyak orang yang ragu untuk budidaya ikan. Penyakit dapat menyerang pertumbuhan ikan, mulai dari penetasan telur, pembenihan, sampai pembesaran. Namun, hal tersebut hendaknya harus disikapi sebagai tantangan dan mencari jalan keluarnya, bukan semakin pesimis. 

Penyakit pada ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada kelangsungan hidup ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan ikan. 

Dengan demikian timbulnya penyakit ikan di dalam media kolam merupakan akibat interaksi yang tidak serasi pada ikan, kondisi lingkungan, dan organisme penyakit. Penyebab penyakit pada ikan dilatarbelakangi oleh media air tempat hidup ikan, aliran air, kontak langsung antara ikan sakit dengan ikan yang sehat, dan kontak tidak langsung melalui peralatan yang telah terkontaminasi virus. Hal inilah yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

1. Menjaga Media Air
Meskipun dari jenis ikan air tawar ada yang memiliki ketahanan hidup yang kuat terhadap kondisi tertentu, namun tindakan pencegahan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas air sangat diperlukan.

Dalam kondisi buruk, media air dapat memfasilitasi penyebaran penyakit. Oleh sebab itu air harus dipertahankan agar tetap optimal, baik secara fisik, mencakup suhu, cahaya dan kecerahan. Kondisi kimiawi mencakup kadar O2. CO2, NH3, H2S, NO2, dan pH perairan. Sedangkan kondisi biologi mencakup, mikroorganisme patogen, plankton, dan organisme perairan lainnya. Kebutuhan suhu perairan pada saat budidaya ikan antara 24-28oC, sedangkan rata-rata suhu di daerah tropis 24-33oC. Dan kecerahan media air yang relatif baik berkisar 30-40 cm, yaitu kedalaman di mana perbedaan warna suatu benda dapat terlihat. Nilai pH dalam suatu perairan sangat berhubungan dengan kandungan CO2, jika kadar CO2 tinggi maka pH menjadi rendah atau asam, begitu juga sebaliknya. Kandungan CO2 yang baik untuk ikan sekitar 2-5 ppm. Amoniak (NH3), hidrogen sulfida (H2S), dan nitrit (NO2) merupakan senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. NH3 merupakan produk akhir katabolisme protein yang disekresikan keluar tubuh ikan melalui insang dan kulit, yang bersifat sangat toksik bagi ikan. H2S terbentuk secara anaerobik sebagai hasil  dekomposisi materi organik yang mengandung sulfat (S) yang ada dalam sedimen suatu perairan. NO2 merupakan sisa hasil metabolisme protein ikan, sisa metabolisme berupa amoniak akan di oksidasi oleh bakteri nitromonas menjadi nitrit dan selanjutnya dioksidasi oleh bakteri notrobacter menjadi nitrat. Nilai batasan kondisi biologi yang perlu diperhatikan yaitu tidak boleh terjadinya blooming plankton. Kematian massal pada plankton dapat menyebabkan pembusukan di perairan sehingga menimbulkan penyakit pada ikan.

2. Penyakit Nonparasiter
Penyakit nonparasiter tidak disebabkan oleh adanya serangan parasit, tetapi oleh gangguan media tempat hidup, malnutrisi, neoplasia.

a. Media Tempat Hidup
Media hidup dalam hal ini adalah air. Terdapat kondisi air yang dapat menyebabkan munculnya serangan penyakit pada budidaya ikan, di antaranya adalah.
- Kekurangan oksigen;
- Peruahan suhu.

b. Malnutrisi
Penyediaan pakan yang cukup pada budidaya ikan sangat dibutuhkan. Kekurangan gizi seperti protein, lemak dan vitamin dapat menyebabkan penyakit fisik pada ikan. Gejala mal nutrisi pada ikan akan terlihat adanya keriput pada kulit ikan, insang terlihat tidak cerah, tubuh membengkok sirip rusak, pertumbuhan terhambat, gerakan lemas, dan berenang secara tidak teratur.

c. Neoplasia
Penyakit jenis ini ditandai dengan adanya pertumbuhan sel baru yang tidak terkendali. Gejala serangan penyakit ini terlihat dari adanya benjolan, jaringan rusak, tubuh berlendir, pendarahan, ikan berenang secara tidak beraturan, lemas, dan tidak nafsu makan. Pencegahannya, hindari lingkungan yang dapat menimbulkan racun, dan hindari pemberian obat-obatan yang berlebihan (sesuaikan takaran).

3. Penyakit Parasiter
Penyakit parasiter disebabkan oleh serangan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus. Dalam kondisi fisiologis yang prima, keberadaan mikroorganisme akan menjadi baik di tubuh maupun media hidup ikan, tidak menyebabkan penyakit. Namun dalam konidisi stres, ikan akan mudah terserang mikroorganisme.

Ikan yang stres akan mengalami rangkaian perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut dengan general adaptive syndrome (GAS). GAS terdiri atas 3 stadium, yaitu:
- bereaksi;
- menahan;
- kelelahan.

a. Cara Pengobatan
Cara pengobatan ikan yang sakit dikenal dengan beberapa macam. Pemilihan cara yang akan diambil harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu efektivitas, efisiensi, jenis penyakit, jenis media budidaya, dan persediaan dana. Berikut cara pengobatan yang bisa dilakukan.

- Perendaman
Perendaman dengan cara ikan yang terserang penyakit diambil kemudian dilakukan perendaman menggunakan larutan senyawa kimia atau obat-obatan yang menyesuaikan dengan kondisi ikan.

- Melalui pakan
Cara ini dapat dilakukan dengan mencampurkan obat atau cairan senyawa kimia ke dalam pakan yang akan diberikan pada ikan.

- Penyuntikan
Penyuntikan pada ikan menjadi cara yang cukup efektif dilakukan pada ikan dalam jumlah sedikit. Penyuntikan lebih cendderrung dilakukan terhadap ikan yang terserang parasit dengan antibiotik. Penyuntikan yang lazim dilakukan pada bagian punggung ikan.

4. Ciri Ikan Yang Sakit
Ikan yang sakit dapat dikenali dari ciri-ciri sebagai berikut:
- terjadinya perubahan warna;
- tubuh menjadi kurus;
- terjadinya pembengkakan pada perut;
- tulang bengkok;
- tutup insang tidak sempurna;
- sisik lepas, renggang, dan berbecak;
- insang pucat, berlendir, dan berdarah.

No comments:

Post a Comment

Terimakasih sudah mengunjungi blog saya, silahkan tinggalkan komentar

Cara Pembesaran Budidaya Ikan Gurame

Pembesara ikan gurame menjadi usaha yang paling akhir dilakukan setelah proses pembenihan, pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan yang ...