Sunday, December 23, 2018

Cara Mengatasi Penyakit Pada Budidaya Ikan

Penyakit pada saat budidaya ikan sering menjadi masalah yang serius dan tidak sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga banyak orang yang ragu untuk budidaya ikan. Penyakit dapat menyerang pertumbuhan ikan, mulai dari penetasan telur, pembenihan, sampai pembesaran. Namun, hal tersebut hendaknya harus disikapi sebagai tantangan dan mencari jalan keluarnya, bukan semakin pesimis. 

Penyakit pada ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada kelangsungan hidup ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan ikan. 

Dengan demikian timbulnya penyakit ikan di dalam media kolam merupakan akibat interaksi yang tidak serasi pada ikan, kondisi lingkungan, dan organisme penyakit. Penyebab penyakit pada ikan dilatarbelakangi oleh media air tempat hidup ikan, aliran air, kontak langsung antara ikan sakit dengan ikan yang sehat, dan kontak tidak langsung melalui peralatan yang telah terkontaminasi virus. Hal inilah yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

1. Menjaga Media Air
Meskipun dari jenis ikan air tawar ada yang memiliki ketahanan hidup yang kuat terhadap kondisi tertentu, namun tindakan pencegahan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas air sangat diperlukan.

Dalam kondisi buruk, media air dapat memfasilitasi penyebaran penyakit. Oleh sebab itu air harus dipertahankan agar tetap optimal, baik secara fisik, mencakup suhu, cahaya dan kecerahan. Kondisi kimiawi mencakup kadar O2. CO2, NH3, H2S, NO2, dan pH perairan. Sedangkan kondisi biologi mencakup, mikroorganisme patogen, plankton, dan organisme perairan lainnya. Kebutuhan suhu perairan pada saat budidaya ikan antara 24-28oC, sedangkan rata-rata suhu di daerah tropis 24-33oC. Dan kecerahan media air yang relatif baik berkisar 30-40 cm, yaitu kedalaman di mana perbedaan warna suatu benda dapat terlihat. Nilai pH dalam suatu perairan sangat berhubungan dengan kandungan CO2, jika kadar CO2 tinggi maka pH menjadi rendah atau asam, begitu juga sebaliknya. Kandungan CO2 yang baik untuk ikan sekitar 2-5 ppm. Amoniak (NH3), hidrogen sulfida (H2S), dan nitrit (NO2) merupakan senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. NH3 merupakan produk akhir katabolisme protein yang disekresikan keluar tubuh ikan melalui insang dan kulit, yang bersifat sangat toksik bagi ikan. H2S terbentuk secara anaerobik sebagai hasil  dekomposisi materi organik yang mengandung sulfat (S) yang ada dalam sedimen suatu perairan. NO2 merupakan sisa hasil metabolisme protein ikan, sisa metabolisme berupa amoniak akan di oksidasi oleh bakteri nitromonas menjadi nitrit dan selanjutnya dioksidasi oleh bakteri notrobacter menjadi nitrat. Nilai batasan kondisi biologi yang perlu diperhatikan yaitu tidak boleh terjadinya blooming plankton. Kematian massal pada plankton dapat menyebabkan pembusukan di perairan sehingga menimbulkan penyakit pada ikan.

2. Penyakit Nonparasiter
Penyakit nonparasiter tidak disebabkan oleh adanya serangan parasit, tetapi oleh gangguan media tempat hidup, malnutrisi, neoplasia.

a. Media Tempat Hidup
Media hidup dalam hal ini adalah air. Terdapat kondisi air yang dapat menyebabkan munculnya serangan penyakit pada budidaya ikan, di antaranya adalah.
- Kekurangan oksigen;
- Peruahan suhu.

b. Malnutrisi
Penyediaan pakan yang cukup pada budidaya ikan sangat dibutuhkan. Kekurangan gizi seperti protein, lemak dan vitamin dapat menyebabkan penyakit fisik pada ikan. Gejala mal nutrisi pada ikan akan terlihat adanya keriput pada kulit ikan, insang terlihat tidak cerah, tubuh membengkok sirip rusak, pertumbuhan terhambat, gerakan lemas, dan berenang secara tidak teratur.

c. Neoplasia
Penyakit jenis ini ditandai dengan adanya pertumbuhan sel baru yang tidak terkendali. Gejala serangan penyakit ini terlihat dari adanya benjolan, jaringan rusak, tubuh berlendir, pendarahan, ikan berenang secara tidak beraturan, lemas, dan tidak nafsu makan. Pencegahannya, hindari lingkungan yang dapat menimbulkan racun, dan hindari pemberian obat-obatan yang berlebihan (sesuaikan takaran).

3. Penyakit Parasiter
Penyakit parasiter disebabkan oleh serangan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus. Dalam kondisi fisiologis yang prima, keberadaan mikroorganisme akan menjadi baik di tubuh maupun media hidup ikan, tidak menyebabkan penyakit. Namun dalam konidisi stres, ikan akan mudah terserang mikroorganisme.

Ikan yang stres akan mengalami rangkaian perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut dengan general adaptive syndrome (GAS). GAS terdiri atas 3 stadium, yaitu:
- bereaksi;
- menahan;
- kelelahan.

a. Cara Pengobatan
Cara pengobatan ikan yang sakit dikenal dengan beberapa macam. Pemilihan cara yang akan diambil harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu efektivitas, efisiensi, jenis penyakit, jenis media budidaya, dan persediaan dana. Berikut cara pengobatan yang bisa dilakukan.

- Perendaman
Perendaman dengan cara ikan yang terserang penyakit diambil kemudian dilakukan perendaman menggunakan larutan senyawa kimia atau obat-obatan yang menyesuaikan dengan kondisi ikan.

- Melalui pakan
Cara ini dapat dilakukan dengan mencampurkan obat atau cairan senyawa kimia ke dalam pakan yang akan diberikan pada ikan.

- Penyuntikan
Penyuntikan pada ikan menjadi cara yang cukup efektif dilakukan pada ikan dalam jumlah sedikit. Penyuntikan lebih cendderrung dilakukan terhadap ikan yang terserang parasit dengan antibiotik. Penyuntikan yang lazim dilakukan pada bagian punggung ikan.

4. Ciri Ikan Yang Sakit
Ikan yang sakit dapat dikenali dari ciri-ciri sebagai berikut:
- terjadinya perubahan warna;
- tubuh menjadi kurus;
- terjadinya pembengkakan pada perut;
- tulang bengkok;
- tutup insang tidak sempurna;
- sisik lepas, renggang, dan berbecak;
- insang pucat, berlendir, dan berdarah.

Thursday, December 20, 2018

Budidaya Ikan Air Tawar Menjadi Peluang Bisnis Menjanjikan


Budidaya ikan air tawar dari semua jenisnya saat ini mulai banyak dikembangkan, baik dari  dinas pemerintahan maupun dari setiap perorangan. Inovasi-inovasi terkini selalu dikembangkan pada setiap lini guna menemukan sistem yang terbaik pada saat membudidayakan ikan air tawar, agar terciptanya hasil yang maksimal serta dapat menekan biaya perawatan seminim mungkin. Melihat habitat ikan di alam saat ini sudah tidak bisa diandalkan lagi, tidak seperti dahulu yang konon ceritanya segala kebutuhan pokok selalu tercukupi di alam bebas. Oleh sebab itu masyarakat semakin banyak yang membudidayakan ikan air tawar, mulai dari pembenihan sampai budidaya pembesaran. Tak jarang dewasa ini keberadaan pembudidaya ikan air tawar terus bermunculan seiring waktu.

Selain dapat memanfaatkan lahan yang kosong, budidaya ikan juga dapat menjadi pilihan alternatif yang cukup menjanjikan guna menekan angka pengangguran, terutama di usia-usia produktif bisa berwirausaha di bidang perikanan. Tak hanya itu, budidaya ikan air tawar juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Saat ini banyak kita jumpai pembudidaya ikan air tawar berasal dari berbagai kalangan, mulai dari yang masih remaja, bahkan sampai pensiunan juga melakukan kegiatan yang sama. Artinya, budidaya ikan air tawar dapat dilakukan oleh siapapun dan dari kalangan manapun.


Bagi anda yang masih merasa bingung ingin berbisnis apa, tidak ada salahnya untuk mencoba berbisnis di dunia perikanan, khususnya ikan air tawar. Selain biaya produksi yang relatif lebih terjangkau, namun hasilnya juga cukup memuaskan jika kita mampu menjalankan prosedur oprasional dengan baik. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, dalam berbudidaya ikan kita bisa memanfaatkan lahan yang kosong menjadi media kolam budidaya, bahkan saat ini kita juga bisa memanfaatkan lahan yang sempit sekalipun. Karena banyak tersedia kolam yang memiliki diameter lebih kecil namun mampu menampung benih ikan dengan kapasitas yang lumayan banyak. Tentu ini menjadi peluang bukan??


Apabila anda tidak memiliki bekal ilmu di bidang perikanan, anda tidak perlu khawatir. Sekarang banyak tutorial-tutorial yang membahas tentang cara budidaya ikan air tawar secara lengkap salah satunya budidaya-ikan-ku.blogspot.com, yang akan membantu anda untuk mempelajari tata cara budidaya ikan air tawar sampai perkembangannya. Semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya dengan bijak. Saya yakin, semua pembudidaya ikan belum tentu memahami semua tata cara tentang bagaimana membudidayakan ikan dengan benar, pasti mereka juga perlu untuk belajar sekaligus mempraktikannya, karena belajar saja tidak akan cukup tanpa adanya pengalaman. Alhasil, mereka mampu melakukannya.

Banyak peluang usaha/bisnis di dunia ini, salah satunya dengan cara membudidayakan ikan air tawar. Mengingat prospeknya di pasar domestik yang cukup menjanjikan, tak heran banyak kesuksesan-kesuksesan yang diperoleh sebagian besar masyarakat dari budidaya ikan air tawar. Dengan demikian, budidaya ikan air tawar cukup diminati oleh sebagian kalangan masyarakat guna menjadikan peluang bisnis dengan jangka yang tak terbatas.

Wednesday, December 19, 2018

Tips Memilih Bibit Unggul Ikan Lele

Ikan lele menjadi salah satu jenis ikan pilihan favorit bagi para pembudidaya ikan air tawar di Indonesia, mengingat perawatannya yang tergolong tidak terlalu sulit, juga kebutuhan pasar terhadap ikan lele terus mengalami peningkatan, ditambah banyak masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan lele. Oleh sebab itu ikan lele menjadi salah satu media mata pencaharian bagi masyarakat tertentu. Namun, seberapa cermat kah para pembudidaya memilih bibit yang unggul saat hendak membudidayakan ikan lele?

Pemilihan bibit unggul saat hendak membudidayakan ikan lele menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan penebaran benih ikan lele kedalam kolam budidaya. Bibit yang sehat dan berkualitas (unggul) akan menentukan seberapa produktif ikan lele selama masa periode budidaya berlangsung, terutama tingkat kematian yang minim. Jika pembudidaya mengabaikan pemilihan bibit saat sebelum melakukan penebaran, maka potensi resiko terbesar akan terjadi di waktu budidaya berlangsung atau bahkan pasca panen. Misalkan, apabila bibit yang dipilih tidak sehat maka resikonya pertumbuhan ikan akan lambat atau bahkan tingkat kematian yang tinggi, terlebih saat pemanenan ikan lele tidak mampu bertahan hidup sampai ke tengkulak ikan. Tentu hal tersebut akan membuat kerugian secara periodik, maka dari itu pemilihan bibit unggul jangan di abaikan.

Meskipun banyak penjual bibit mengatakan bibit ikan yang dijual merupakan bibit yang unggul, namun tidak ada salahnya jika kita mengetahui dan memahami karakter bibit ikan yang berkualitas. Bibit yang unggul memiliki beberapa ciri yang dominan daripada bibit yang tidak samasekali.

Berikut ini akan kita bahas mengenai ciri-ciri bibit unggul pada ikan lele :

1. Bibit Berasal Dari Budidaya Benih Ikan Lele


Ciri yang pertama yaitu bibit ikan lele harus berasal dari hasil budidaya benih ikan lele. Pasalnya, bibit lele tersebut biasanya akan jauh lebih terjaga kualitasnya, karena melalui proses pemeliharaan yang intensif selama budidaya.

Selain itu, bibit dari budidaya benih ikan lele lebih cenderung berasal dari indukan terbaik. Artinya, anda tidak meragukan kualitas keturunannya. Pembudidayanya juga sudah memahami dengan baik tentang bagaimana cara membesarkan benih ikan lele agar terjamin kualitasnya hingga menjadi ikan lele siap jual.

2. Agresif/lincah


Jika anda merasa sulit untuk menangkap bibit ikan lele dengan tangan kosong karena gerakannya yang lincah/gesit, itu menandakan bahwa bibit tersebut dalam kategori bagus. Perhatikan gerakan bibit ikan lele lainnya, caranya masukan bibit ikan lele kedalam wadah kemudian miringkan wadah yang berisi bibit ikan lele. Lihat pergerakannya. Jika sebagian besar bibit ikan lele bergerak melawan arus, maka bibit tersebut benar-benar bagus. Namun apabila bibit ikan lele terbawa arus, artinya bibit tersebut kurang baik. Cara seperti ini sangat ampuh guna menentukan seberapa lincah bibit ikan lele yang akan anda adopsi, semakin lincah gerakannya maka semakin baik bibitnya.

3. Fisik Harus Sempurna


Bibit yang berasal dari budidaya benih ikan lele serta gerakan bibit yang agresif, tak selamanya menjamin kesempurnaan fisik pada bibit ikan lele. Jika anda menemukan fisik yang terluka atau cacat pada tubuh benih ikan lele, sebaiknya jangan dipilih.

Upayakan memilih bibit ikan lele yang badannya mulus dan warna yang selaras, warna bibit ikan lele yang baik yakni berwarna cokelat tua atau hitam kemerahan. Morfologi tubuhnya seimbang mulai dari kepala hingga badan, kulitnya pun cerah dan mengkilap.

Bibit ikan lele yang bagus tidak pucat dan tidak menggerombol di pojok kolam, justru ia bergerak lincah kesana-kemari. Jika anda menemukan salah satu bibit yang tubuhnya tidak sempurna sebaiknya pisahkan. Kesempurnaan fisik pada bibit ikan lele akan menentukan bentuk fisiknya setelah menjadi ikan lele siap jual, konsumen pun akan jeli memilih ikan lele yang bagus dan mana yang tidak. Hal tersebut patut anda perhatikan, karena turut menentukan untung rugi dalam budidaya.

4. Ukuran Bibit Harus Seragam


Layaknya ikan lainnya, dalam memilih benih ikan lele juga anda harus memilih ukuran yang seragam. Mengapa demikian? Sebab jika anda tidak memilih benih ikan lele dengan ukuran yang seragam, maka resiko yang akan terjadi adalah tingkat kanibal yang sangat tinggi saat budidaya.

Ikan lele yang lebih besar biasanya akan memangsa ikan lele yang lebih kecil ukurannya, kalau itu yang terjadi maka jumlah ikan lele yang dibudidayakan akan semakin berkurang. Akibatnya anda akan mengalami kerugian yang cukup tinggi.

Selain itu, ukuran bibit ikan lele juga akan mempengaruhi pertumbuhannya. Apabila awalnya bibit ikan lele yang anda gunakan tidak seragam, maka ketika besar ukurannya tidak akan sama. Jika itu terjadi maka akan ada seleksi ikan atau penyortiran ikan yang berlebih, alhasil panen anda akan terhambat akibat hasil yang tidak sama rata.

Misalkan, anda akan membeli bibit ikan lele sebanyak 500 ekor, ketika memilih di lokasi budidaya maka pilihlah ukuran bibit sesuai dengan kebutuhan anda. Dengan toleransi perbedaan ukuran hanya 1 cm saja, tapi jumlah toleransi tersebut tidak boleh lebih dari 10%. Contoh : Bibit yang akan anda gunakan berukuran 5 cm, maka boleh dicampur dengan bibit yang berukuran 4-6 cm sebagai toleransi, namun dengan catatan jumlahnya jangan terlalu banyak.

5. Bibit Dalam Kondisi Sehat


Sebelum hendak membeli bibit ikan lele, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu mengenai riwayat kesehatn bibit. Tanyakan apakah bibit ikan lele pernah sakit. Tujuannya jika bibit ikan lele mengalami sakit yang sama, anda akan mudah menanganinya.

Bibit ikan lele yang sehat memiliki ciri-ciri, gerakannya gesit, tubuh proporsional, warna kulit mengkilap, tidak menggantung, bebas cacat atau luka dan sungut berwarna cerah. Namun anda tetap mengupayakan dalam pemilihan bibit ikan lele yang tidak memiliki riwayat sakit, agar lebih mudah dalam merawatnya, sebab bibit ikan lele yang memiliki riwayat sakit maka resiko kematian akan lebih tinggi.

6. Perhatikan Riwayat Induknya


Indukan akan selalu menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bibit hewan jenis apapun, jika bibit ikan lele berasal dari indukan yang unggul maka sudah pasti keturunannya juga akan mewarisi sifat genetik induknya.

Pilihlah bibit ikan lele yang asalnya bukan dari perkawinan inbreeding atau tingkat kekerabatan yang tinggi. Semakin jauh tingkat kekerabatannya maka semakin bagus kualitas bibitnya. Kemudian, perhatikan jenis ikan lele indukannya. Misalkan, ikan lele jenis sangkuriang sudah pasti lebih bagus dari ikan lele lokal, karena dapat dilihat dari pemijahannya. Dan hasil panennya pun akan jauh lebih baik dibandingkan dengan ikan lele jenis lokal lainnya.

7. Punya Sertifikat CPIB


Kriteria yang terakhir yaitu harus memiliki sertifikat CPIB. CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik), jika memang kualitas bibit yang anda beli tergolong bibit yang unggul, maka pembudidaya pasti mengantongi sertifikat CPIB. Dari sertifikat tersebut anda akan menjadi tahu, darimana asal indukannya dan jenis apa yang digunakannya. Namun tidak semua pembudidaya memiliki sertifakat tersebut, oleh sebab itu berpacu pada kriteria sebelumnya juga sudah lebih dari cukup untuk dapat menjamin kualitas bibit yang akan anda gunakan.

Demikian beberapa kriteria atau mengenali ciri-ciri bibit yang unggul pada ikan lele. Selain bibit harus baik, persiapan budidaya yang lain juga harus tetap diperhatikan guna mengharapkan hasil yang maksimal. Semoga Bermanfaat..


Tuesday, December 18, 2018

Cara Buat Pakan Tambahan Untuk Ikan Lele

Pemberian pakan pada saat budidaya ikan lele tentu menjadi kebutuhan prioritas yang harus terpenuhi kecukupannya. Jumlah pakan pada saat budidaya menjadi biaya terbesar guna memenuhi nutrisi pada ikan lele budidaya, dengan demikian pakan menjadi modal terbesar selama budidaya berlangsung yakni sekitar 50-70% dari semua biaya yang ada. Tak jarang banyak pembudidaya mengeluhkan pengeluaran pakan yang begitu besar, bahkan sampai ada yang menghentikan budidayanya. Mereka menganggap budidaya ikan hanya akan menghabiskan biaya pakan saja, sedangkan hasil panen hanya cukup untuk mengganti biaya pengeluaran pakan tanpa ada hasil pendapatan.

Sebenarnya pengeluaran pakan pada ikan dapat kita minimalisir jika kita cermat dalam pengelolaannya, ikan lele tergolong rakus dalam segi pakan. Oleh sebab itu ikan lele mudah dibudidayakan karena sifat lele yang suka makan segala omnivora. Artinya kita dapat menambahkan pakan tambahan pada budidaya ikan lele guna menekan pengeluaran jumlah pakan yang berlebih, salah satunya dengan dapat dibuatkannya pakan tambahan, sebagai pakan alternatif yang juga memiliki protein yang baik bagi ikan lele. Kebutuhan nutrisi pada pakan lele tidak bisa diabaikan, dengan nutrisi yang tercukupi maka pertumbuhan pada ikan lele juga akan bertambah baik.

Meskipun pakan ikan lele dapat diproduksi sendiri, tak sedikit para pembudidaya mengabaikan kualitas pada pakan buatan tersebut. Dengan menggunakan bahan-bahan yang tak layak dijadikan makanan untuk ikan, jika ini terjadi ikan lele tumbuh dalam keadaan tidak sehat sehingga ikan mudah mati pasca pemanenan, pada akhirnya tengkulak enggan menerima ikan hasil panenan tersebut. Maka dari itu, perhatikan bahan-bahan yang hendak dijadikan pakan tambahan pada ikan, agar tak menyesal di kemudian hari.

Berikut cara pembuatan pakan tambahan yang dapat dijadikan menu makanan pada ikan lele, serta bahan-bahan yang perlu dipersiapkan :

1. Ampas Tahu


2. Dedak/bekatul


3. Ikan Asin


4. Ragi Tape


Cara pembuatan:
Giling semua bahan yang telah disiapkan menjadi satu bagian ke dalam alat penggilingan, setelah semua bahan selesai digiling selanjutnya adonan bahan-bahan tersebut di masukan ke dalam media tempat/wadah yang tertutup rapat, kemudian diamkan ke dalam wadah hingga 3-4 hari (cara ini disebut dengan fermentasi). Setelah semua proses dilalui, maka pakan tersebut dapat diberikan pada si kumis (lele)

Catatan : Ikan asin sebelum digunakan, terlebih dahulu direndam selema beberapa jam guna menghilangkan rasa asin pada ikan, kemudian tiriskan sampai ikan benar-benar kering atau lembab, setelah itu ikan siap digunakan. Sedangkan jumlah bahan pakan buatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan, kecuali bahan ragi tape tidak boleh lebih banyak dari ketiga bahan tersebut. Misalkan, ingin membuat pakan sebanyak 20 kg maka ragi tape hanya membutuhkan 5 butir saja.

Demikian cara membuat pakan tambahan pada ikan lele, dengan bahan-bahan yang sederhana dan cara yang ringkas dapat menekan pengeluaran jumlah pakan yang berlebih pada saat budidaya ikan lele. Selain dapat diberikan pada ikan lele, pakan buatan tersebut juga dapat diberikan untuk budidaya ikan patin. Meskipun banyak cara atau resep tentang pembuatan pakan lele, bukan berarti kita mengesampingkan pakan pellet sebagai pakan utama pada budidaya ikan lele. Pakan tambahan hanya sebatas alternatif saja guna mengurangi jumlah pakan pellet yang berlebih, pakan pellet tetap menjadi pakan prioritas demi tercapainya hasil panen yang maksimal pada ikan lele.

SEMOGA BERMANFAAT..


Monday, December 17, 2018

Tips Budidaya Ikan Lele Lengkap

Pamor ikan lele seakan tak pernah hilang dari pasaran, keberadaannya tersedia mulai di pasar-pasar tradisional, supermarket dan warung-warung makan bahkan di restoran, semua guna memudahkan penggemar ikan lele agar mudah mendapatkannya. Artinya, para penggemar ikan lele sangat banyak, melihat banyaknya tempat yang menyediakan ikan lele dari berbagai macam olahan. Tak jarang pembudidaya ikan banyak yang menjadikan ikan lele sebagai objek utama pembudidayaan ikan, bahkan saat ini banyak inovasi-inovasi yang menyediakan perlengkapan untuk budidaya ikan lele.

Ikan lele atau nama ilmiahnya Clarias merupakan jenis ikan air tawar yang mudah hidup dan berkembang biak di segala tempat, mengingat daya tahan tubuh ikan lele yang dapat beradaptasi di berbagai media tempat. Jenis ikan ini sangat mudah dikenali dengan ciri tubuhnya yang licin berwarna coklat gelap dan mempunyai kumis yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya. Banyak jenis ikan lele yang berkembang luas di Indonesia, namun jenis lele yang paling banyak dijumpai pada budidaya ikan air tawar adalah jenis sangkuriang. Ikan lele sangkuriang adalah termasuk jenis ikan keturunan dari ikan lele jenis Jumbo, ikan lele sangkuriang memiliki kelebihan daripada ikan lele jenis lainnya, yaitu lebih mudah dibudidayakan dan dapat dipijahkan sepanjang tahun, fekunditas telur yang relatif lebih besar serta memiliki kecepatan tumbuh dan FCR (efisiensi pakan yang tinggi), itu bebabnya ikan lele sangkuriang lebih banyak dipilih bagi para pembudidaya ikan di Indonesia.

Selain cita rasa ikan lele yang gurih, dan cocok dibuat segala macam jenis makanan, dalam membudidayakannya pun tergolong sangat mudah. Karena ikan lele adalah jenis ikan pemakan segala (omnivora) sehingga memudahkkan pembudidaya untuk memberikan pakan. Dalam budidaya ikan lele dapat menggunakan berbagai macam media kolam, termasuk kolam terpal. Berikut tips/cara membudidayakan lele secara lengkap.

1. Konstruksi Kolam


Tahap utama yang dibutuhkan saat hendak budidaya ikan lele ialah mempersiapkan kolam budidaya. Ikan lele dapat dibudidaya menggunakan semua jenis kolam, namun kali ini kami akan membahas budidaya ikan lele menggunakan kolam terpal. Hal yang perlu dipersiapkan terhadap budidaya ikan lele yang menggunakan kolam terpal baru adalah dengan melakukan sterilisasi agar zat kimia pada terpal menghilang, hal ini supaya pertumbuhan ikan lele dapat optimal, dan mengurangi tingkat kematian yang tinggi. Rendam terpal yang hendak dijadikan media kolam selama 3-4 hari, setelah itu bersihkan bagian dalam terpal menggunakan kain bersih dengan cara menggosoknya secara merata menggunakan air mengalir.

2. Pemilihan Bibit Unggul


Pemilihan bibit menjadi penentu kualitas ikan selama budidaya, ikan akan tumbuh sehat jika bibitnya dipilih dengan baik. Usahakan untuk memilih bibit ikan lele yang sudah bersertifikat agar terjamin kualitasnya. Benih unggul dapat kita lihat dengan cara memperhatikan beberapa ciri-cirinya, antara lain:
  • Benih terlihat aktif melakukan oksigenasi,
  • Gesit,
  • Agresif,
  • Ukuran terlihat sama rata,
  • Warna sedikit lebih terang.
3. Penebaran Benih


Bibit lele yang hendak dibudidayakan, jangan langsung dimasukkan kedalam kolam budidaya. Tetapi harus melalui beberapa tahapan agar lele cepat untuk beradaptasi. Adapun caranya sebagai berikut, masukkan air kolam yang akan dijadikan budidaya lele kedalam ember/bak sesuai dengan kapasitas benih, kemudian pindahkan bibit ke dalam wadah yang telah terisi air kolam. Diamkan selama kurang lebih 30 menit, agar lele tidak stres setelah dipindahkan dari penangkaran kedalam habitat barunya. Setelah 30 menit, benih dapat ditebar ke dalam kolam yang sudah dipersiapkan. Dalam penebaran benih, dilakukan pada pagi hari atau malam hari, karena diwaktu tersebut kondisi air relatif stabil.

4. Pengaturan Kualitas Air


Pengaturan air menjadi faktor penting selama budidaya berlangsung, meskipun pemberian pakan dalam jumlah yang cukup, jika kualitas airnya buruk maka perkembangan ikan juga akan terganggu. Selama budidaya, penguapan air dalam kolam menjadi hal yang normal, air akan terus berkurang dalam setiap harinya. Saat penguapan terjadi, maka pembudidaya harus menambahkan air sampai ke ukuran semula.

Lele tidak suka dengan kondisi air yang jernih, oleh sebab itu pembudidaya harus cermat dan dapat membuatkan fermentasi air sebagai persiapan air pada kolam sebelum penebaran benih dilakukan. Cara pembuatan fermentasi dapat dilihat di Cara Membuat Fermentasi Air Kolam Budidaya Ikan.

5. Pemberian Pakan


Pemberian pakan pada ikan sebaiknya dilakukan tiga kali sehari yaitu pada pukul 07:00, 17:00 dan 22:00. Dalam pemberian pakan tidak boleh terlalu berlebihan karena akan menimbulkan berbagai macam resiko saat budidaya, jika pakan yang berlebih tidak termakan pada ikan maka sisa pakan akan menjadi racun atau amonia yang akan berdampak kematian pada ikan. Selain itu, pemberian pakan jangan langsung diberikan pellet dalam kondisi kering, karena sifat pellet yang kering akan mengembang saat tercampur air, dan apabila termakan pada ikan jumlah pellet yang dimakan akan mengembang di dalam perut yang mengakibatkan lele over feeding, tentu kesehatan lele akan terganggu. Usahakan pellet dicampur dengan air terlebih dahulu, gunakan semprotan air agar memudahkan cara tersebut, jangan terlalu basah (nyemek) dan jangan terlalu kering.

6. Pengendalian Penyakit


Penyakit pada kehidupan ikan tidak bisa dianggap remeh, karena sangat mempengaruhi pertumbuhan pada ikan, bahkan dapat menyebabkan kematian. Jumlah ikan yang banyak di dalam kolam tentu sangat berpotensi timbulnya berbagai macam penyakit, oleh sebab itu kontrol kualitas air dan pakan agar terhindar dari penyakit-penyakit tertentu.

Sebagai pencegahan dapat menggunakan obat-obatan atau probiotik yang dijual dipasaran, tergantung  pada jenis penyakit apa yang menyerang ikan lele. Ikan lele tidak akan terjangkit suatu penyakit jika dalam pengelolaan media budidaya dengan cara yang baik dan benar.

7. Pemanenan Lele


Dalam budidaya pembesaran ikan lele, hanya memerlukan waktu selama kurang lebih 2-3 bulan untuk dapat di panen. Saat waktu tiba, ukuran ikan lele dalam 1 kg mencapai 7-8 ekor. Saat pemanenan gunakan alat-alat yang berbahan halus atau yang tidak sampai merusak bagian tubuh ikan lele, jika terjadi kecacatan tentu akan mengurangi nilai jual pada ikan lele.

Sunday, December 16, 2018

Tips Budidaya Ikan Nila Lengkap

Ikan nila atau nama latinnya Oreochromis Niloticus merupaka jenis ikan konsumsi air tawar yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan nila diintroduksi dari Afrika khususnya Afrika bagian timur pada tahun 1969. Saat ini ikan nila menjadi ikan peliharaan dan ikan budidaya yang cukup populer di kolam-kolam air tawar di Indonesia sekaligus menjadi hama di setiap sungai dan danau Indonesia.

Ikan nila masih satu kerabat dengan ikan mujair, melihat fisiknya yang hampir tak ada bedanya serta memiliki kemiripan sifat. Budidaya ikan nila tergolong relatif lebih mudah, mudah berkembang biak dan mudah beradaptasi yang baik. Ikan nila banyak ditemukan di alam bebas, khususnya di perairan air tawar seperti sungai, danau, waduk dan rawa-rawa. Suhu yang optimal bagi pertumbuhan hidup ikan nila antara 20-30oC dengan pH air 7-8.

Dalam habitat ikan nila, ia termasuk jenis ikan omnivora yaitu pemakan segala, oleh sebab itu ikan nila mudah beradaptasi. Makanan alaminya plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya. Dalam pembuatan pakan buatan untuk budidaya nila, cukup berkadar protein sekitar 25% saja. Biaya pakan yang relatif lebih murah, berbeda seperti saat budidaya ikan mas atau ikan lele yang membutuhkan pakan dengan kadar protein lebih tinggi, yakni 30-45%.

Untuk memulai budidaya ikan nila ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikan, antara lain pemilihan benih, persiapan kolam, pemberian pakan, hingga penanganan penyakit.

1. Pemilihan Benih Ikan Nila



Memilih benih menjadi faktor penting yang akan menentukan tingkat keberhasilan pada budidaya ikan nila. Guna memaksimalkan hasil yang maksimal sebaiknya menggunakan benih berjenis kelamin jantan, karena pertumbuhan ikan nila jantan 40% lebih cepat daripada ikan nila betina. Budidaya ikan nila secara Monosex (berkelamin ganda) akan lebih produktif dibanding campuran, karena ikan nila mempunyai sifat mudah memijah (melakukan perkawinan). Sehingga jika dibudidaya dilakukan secara campuran, maka energi ikan akan habis untuk memijah dan pertumbuhan bobot ikan akan terhambat.

2. Persiapan Kolam Budidaya


Budidaya ikan nila dapat menggunakan semua jenis media kolam, baik kolam tanah, kolam beton, kolam terpal, jaring keramba bahkan sampai tambak air payau. Mengingat pertumbuhan ikan yang mudah beradaptasi di berbagai tempat, termasuk di dalam kolam. Dari semua jenis kolam tersebut, paling banyak digunakan oleh pembudidaya menggunakan kolam tanah karena cara membuatnya sangat mudah yang tidak terlalu banyak menggunakan bahan-bahan khusus. Namun kesemuanya itu dapat dikembalikan ke selera dan situasi tempat, menggunakan kolam terpal atau kolam beton juga masih dapat mengoptimalkan pertumbuhan ikan nila. Jangan lupa, sebelum tebar benih ikan pada kolam yang baru, terlebih dahulu bersihkan kolam scara menyeluruh agar ikan tidak keracunan bahan kimia yang dihasilkan dari kolam beton atau kolam terpal.

Sedangkan untuk kolam tanah yang baru dibuat, jangan lupa lakukan pemupukan pada permukaan kolam menggunakan pupuk organik sebagai pupuk dasar, pemberian pupuk organik berguna untuk mengembalikan kesuburan tanah, dosisnya sebanyak 1-2 ton per hektar. Pupuk ditebar secara merata di dasar kolam, kemudian biarkan selama 1-2 minggu. Setelah itu jika masih dirasa kurang, maka dapat ditambahkan dengan pupuk urea 50-70 kg/hektar dan TSP 25-30 kg/hektar diamkan selama 1-2 hari. Tujuan pemupukan untuk memberikan nutrisi pada hewan dan tumbuhan renik yang ada di dalam lingkungan kolam, sehingga hewan dan tumbuhan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan alami.

3. Penebaran Benih Nila



Kolam yang sduah terisi air dengan kedalaman antara 60-75 cm maka siap untuk ditebar benih ikan nila. Dengan kepadatan tebar sebanyak 15-30 ekor/m2. Dengan asumsi ukuran benih seberat 10-20 gram/ekor dan akan dipanen dengan ukuran 300 gram/ekor. Sebelum dit\ebar upayakan melalui tahapan adaptasi terlebih dahulu, berguna agar benih ikan terbiasa dengan kondisi kolam, sehingga dapat menekan resiko kematian. Caranya yaitu masukkan wadah yang berisi benih ikan kemudian masukkan kedalam kolam hingga 1-2 jam, selanjutnya buka wadah tersebut biar ikan keluar dengan sendirinya.

4. Pemeliharaan Ikan Nila



Langkah selanjutnya ialah dengan merawat ikan hingga panen. Hal yang paling penting dalam pemeliharaan ikan nila ditentukan oleh pengelolaan air, pemberian pakan dan pengendalian hama penyakit.

a. Pengelolaan Air
Supaya pertumbuhan ikan menjadi maksimal, maka perhatikan kualitas air terutama saat mengalami perubahan semasa budidaya. Parameter penentu kualitas air adalah kandungan oksigen terlarut dan pH air, bisa juga dilakukan dengan pemantauan kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Jika kandungan oksigen menurun maka dapat memperderas sirkulari air dengan memperbesar aliran debit air, dan apabila kolam sudah banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan penggantian air.

b. Pemberian Pakan
Managemen pakan sangat penting saat budidaya berlangsung, berikan pakan pellet dengan kadar protein sebesar 20-30%. Pada budidaya ikan nila kebutuhan pakan sebanyak 3% dari bobotnya setiap hari, pemberian pakan dapat dilakukan 2 kali sehari pada pagi hari dan sore hari. Setiap 2 minggu sekali ikan nila ditimbang secara acak sebagai sampel, lalu sesuaikan jumlah pakan yang harus diberikan.

Perhitungan volume kebutuhan pakan pada ikan nila :
Misalkan dalam satu kolam terdapat 1500 ekor ikan nila berukuran 10-20 gram/ekor.
Rata-rata bobot ikan sebesar (10+20)/2 = 15 gram/ekor.
Perhitungan pakannya, 15 x 1500 x 3% = 675 gram = 6,75 kg/hari.
Cek bobot ikan setiap dua minggu untuk menyesuaikan jumlah pakan.

c. Pengendalian Hama dan Penyakit
Ikan nila merupakan ikan yang tahan terhadapat berbagai macam penyakit. Pada keadaan normal, penyakit ikan nila tidak terlalu mengkhawatirkan. Akan tetapi jika budidaya ikan nila dilakukan dengan cara intensif dan massal, resiko serangan penyakit perlu diwaspadai. Penyebaran penyakit pada ikan sangat cepat, media penularannya biasanya melalui air. Oleh sebab itu dapat mengaplikasikan probiotik atau obat khusus yang menangani virus pada ikan, dengan disertai pergantian air secara berkala.

5. Pemanenan Ikan Nila



Durasi pemanenan pada budidaya ikan nila disesuaikan dengan kebutuhan pasar, ukuran ikan nila untuk pasar domestik kisaran antara 300-500 gram/ekornya. Untuk menghasilkan bobot sebesar 300-500 gram/ekor pada bibit ukuran 10-20 gram membutuhkan wakru sekitar 4-6 bulan, atau bahkan bisa lebih singkat mengingat kebutuhan pasar yang bervariasi.

Saturday, December 15, 2018

Persiapan Kolam Sebelum Tebar Benih Ikan

Dalam budidaya ikan, media utama yang harus dipersiapkan adalah kolam. Selain menjadi persiapan yang utama, kolam menjadi sumber penghidupan pada ikan saat budidaya sedang berlangsung, dan kolam juga dapat menentukan  jumlah kepadatan ikan guna memaksimalkan hasil panen yang memuaskan. Banyak  para pembudidaya ikan yang menggunakan berbagai jenis kolam, mulai dari kolam tanah, kolam beton dan kolam terpal. Semua jenis kolam sama-sama mempunyai manfaat dan karakter yang berbeda-beda, mulai dari cara pembuatannya sampai persiapan yang membutuhkan perawatan khusus guna mendapatkan hasil yang diharapkan.

Dari kesemua jenis kolam tersebut, terdapat keuntungan masing-masing pada setiap kolam. Mulai dari biaya pembuatan sampai efisiensi dalam pemanfaatannya. Seperti kolam tanah misalnya, kolam jenis ini dalam pembuatannya membutuhkan tenaga yang ekstra, sebab membuatnya dengan cara manual yakni dengan di keduk/digali dengan kedalaman yang sesuai kebutuhan. Walaupun dapat dilakukan dengan bantuan alat berat, mengingat biayanya yang tidak sedikit menjadi kendala tersendiri bagi pembudidaya yang memiliki keterbatasan modal. Namun pada kenyataannya, saat ini kolam tanah lambat laun mulai ditinggalkan, selain perawatannya yang relatif lebih sulit juga sudah tidak efektif lagi, kecuali bagi para pembudidaya dalam skala besar yang masih tetap mempertahankannya.

Seperti halnya saat ini, banyak pembudidaya ikan menggunakan kolam dengan media beton dan terpal. Kolam beton dan terpal menjadi alternatif bagi mereka yang ingin mencoba berbisnis budidaya ikan, sebab kolam beton dan terpal termasuk dalam katagori media yang sederhana dalam pembuatannya, berbeda dengan kolam tanah. Selain itu, limbah kolam yang sudah tak terpakai dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang bermanfaat lainnya, atau mudah dalam pengembalian lahan menjadi seperti sedia kala, terlebih dengan kolam terpal yang sangat praktis dalam pengaplikasiannya. Tak jarang banyak pembudidaya menggunakan kolam terpal.

Di sini saya akan membahas persiapan kolam sebelum tebar benih ikan kedalam kolam, mengapa demikian? Pada awal budidaya ikan, khususnya menggunakan kolam yang baru dibuat, tentu kita harus benar-benar memperhatikan keadaan kolam dengan baik, agar tidak menyesal nantinya. Sebab kolam yang baru dibuat harus membutuhkan perawatan berkala sebagai syarat mutlak dalam budidaya, kolam yang baru masih menyisakan zat-zat berbahaya yang dihasilkan dari terpal dan semen beton, jika hal ini diabaikan kemudia dilanjutkan dengan penebaran benih, yang ada benih ikan akan mengalami kematian. Lalu persiapan seperti apa yang harus dilakukan??

Dalam pembuatan kolam yang baru, hal-hal yang perlu dilakukan sebelum penebaran benih yaitu dengan membersihkan zat-zat kimia berbahaya bagi kehidupan ikan yang dihasilkan dari terpal atau semen pada kolam baru.

1. Kolam Beton



Pada kolam beton, yang perlu diperhatikan yaitu penanganan bekas semen yang masih membekas pada kolam, jika dibiarkan akan berdampak buruk pada kehidupan ikan. Biasanya pembudidaya menghilangkan bekas semen menggunakan pelepah pisang yang di lumatkan kemudian dan di rendam ke dalam kolam selama beberapa hari. Atau ada juga yang menggunakan kotoran ternak seperti sapi, kerbau yang kemudian dioleskan secara merata pada permukaan kolam dan didiamkan selama beberapa hari. Cara-cara seperti itu dianggap bisa menghilangkan bekas semen pada kolam, namun ada cara yang sebenarnya lebih sederhana dibandingkan dengan cara-cara di atas, cukup diisi dengan air hingga penuh pada kolam, kemudian didiamkan selama beberapa hari sampai kira-kira permukaan kolam ditumbuhi lumut seperti contoh gambar di atas, setelah itu kuras airnya dan sikat permukaan kolam secara merata dan kemudian dibilas kembali dengan air mengalir. Cara seperti ini tergolong lebih sederhana tanpa menggunakan bahan-bahan yang tak lazim misalnya kotoran sapi, dan hasilnya pun sama-sama baik.

2. Kolam Terpal



Selanjutnya cara mensterilisasikan kolam terpal, dampak berbahaya yang paling besar terdapat dari bahan terpal ketimbang semen. Zat kimiawi dari terpal yang baru sangat kuat, itu sebabnya pembudidaya harus lebih berhati-hati untuk mengaplikasikan terpal sebagai media kolam. Cara membersihkannya juga tergolong lebih mudah, dapat menggunakan daun pepaya yang sudah dipotong-potong kemudian dicampurkan dengan air dan direndam selama beberapa hari kedalam kolam. Setelah air kolam mulai di tinggali jentik nyamuk tandanya kolam siap digunakan, terlebih dahulu bersihkan kolam bekas rendaman daun pepaya dengan menyikat permukaan kolam sampai merata, daun pepaya mengandung getah yang membuat permukaan terpal terasa licin seperti terdapat lendir.

Catatan : Air yang digunakan untuk mensterilisasikan kolam baru, menggunakan air dengan ketinggian menyesuaikan pada tingginya kolam untuk proses budidaya.

Setelah kolam sudah steril, selanjutnya usahakan kita memiliki penampungan air untuk mengisi kolam. Penampungan air berguna untuk mengendapkan air selama beberapa hari sampai air benar-benar bersih dari limbah atau partikel-partikel yang dapat menghambat pertumbuhan ikan. Cara seperti ini banyak diabaikan oleh pembudidaya, padahal cara ini termasuk bagian dari persiapan kolam sebelum tebar benih ikan. Jika air sudah siap, anda dapat membuat fermentasi pada air kolam. Demikian cara untuk mempersiapkan kolam sebelum tebar benih.

SEMOGA BERMANFAAT DAN SELAMAT MENCOBA..

Friday, December 14, 2018

Jenis-jenis Budidaya Ikan Air Tawar

Populasi ikan air tawar saat ini semakin banyak dijumpai, melihat kebutuhan pasar terhadap ikan yang tak pernah lesu. Artinya ikan selalu menjadi komoditas tersendiri bagi masyarakat kita. Selain rasanya yang nikmat, manfaat dari ikan itu sendiri menjadi salah satu daya tarik untuk dapat  terus mengkonsumsinya. Bahkan ikan juga dapat memenuhi kebutuhan nutrisi pada perkembangan tumbuh si buah hati, terutama omega 3 yang dihasilkan pada ikan menjadi kebutuhan nutrisi yang sangat penting pada anak usia dini. Itu sebabnya saat ini semakin banyak masyarakat yang membudidayakan ikan khususnya ikan air tawar, mengingat rasa dan manfaatnya yang sangat dibutuhkan sebagai menu makanan 4 sehat 5 sempurna.

Ikan air tawar masih menjadi primadona bagi para penggemarnya. Bagi para penggemar ikan air tawar biasanya akan mengisi awaktu luangnya untuk pergi ke pemancingan, menghabiskan waktu senggang untuk memancing ikan, dengan berbagai jenis ikan air tawar yang disediakan sebagai objek pemancingan oleh pemilik tempat. Hal ini menjadi salah satu faktor pendukung guna memfasilitasi para penggemar ikan air tawar untuk bisa menikmati ikan dengan sensasi yang berbeda, biasanya ikan dapat dijumpai di pasar-pasar, namun kini tidak hanya di pasar saja melainkan di kolam pemancingan juga tersedia berbagai macam jenis ikan air tawar. Tentu ini sangat diapresiasi bagi para penggemar ikan yang sekaligus hobi memancing.

Ada beberapa macam jenis ikan air tawar yang biasa dibudidayakan dan dipelihara pada kolam pemancingan, tentu hal ini menjadi pilihan tersendiri bagi para penggemar ikan, dan dapat menyesuaikan dengan kesukaannya. Walaupun banyak penggemar ikan air tawar, namun tidak  semua penggemar ikan menyukai semua jenis ikan air tawar dengan berbagai macam sebab dan alasannya.

Di sini kita akan membahas/mengenal jenis-jenis ikan air tawar yang dapat dibudidayakan, selain memiliki khas rasa yang berbeda juga memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan untuk dapat dibudidayakan. Tidak heran banyak pembudidaya yang memelihara jenis ikan-ikan tersebut.

1. Lele


Lele menjadi ikan budidaya favorit bagi sebagian masyarakat pembudidaya, selain perawatan yang tergolong mudah juga durasi panen tidak terlalu lama. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan ekonomis serta memiliki pertumbuhan yang begitu cepat dan dapat dibudidaya dengan kepadatan yang tinggi serta hasil produksi yang cukup menjanjikan. Dalam kurun waktu antara 2-3 bulan, ikan lele sudah bisa untuk dipanen. Keunggulan lainnya pada ikan lele yaitu memiliki efisiensi pakan yang sangat tinggi dibandingkan dengan jenis ikan lainnya, sehingga memudahkan pembudidaya untuk melakukan rekayasa pakan dengan membuatkan pakan tambahan. Untuk menghasilkan daging seberat 1 kilogram pada lele, membutuhkan 1 kilogram pakan.

2. Gurame


Ikan gurame tergolong kedalam kelompok ikan air tawar yang cukup populer bagi para pecinta kuliner, ikan jenis ini memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dan banyak dibudidaya seperti jenis ikan ekonomis lainnya. Dalam budidaya gurame juga tergolong tidak sulit, apalagi gurame dapat dipijahkan (dikawinkan) secara alami. Budidaya ikan jenis ini tidak banyak membutuhkan peralatan-peralatan khusus selama budidaya berlangsung, gurame dapat dibudidayakan di segala media perairan yang berarus tenang. Bahkan di tempat yang sempit sekalipun gurami tetap dapat dibudidaya.

3. Nila


Ikan nila masih termasuk dalam kerabat ikan jenis mujair, kedua jenis ikan ini memiliki kemiripan sifat, yaitu mudah berkembang biak dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi yang baik. Oleh sebab itu ikan nila menjadi salah satu ikan yang mudah untuk dibudidayakan, selain mudah juga rasa yang gurih dan pemasaran yang cukup stabil. Ikan nila banyak dijumpai di alam bebas pada perairan air tawar, seperti sungai, waduk, dan rawa-rawa. Ikan nila termasuk hewan pemakan segala atau omnivora. Makanan alaminya yaitu plankton, tumbuhan air dan berbagai hewan air lainnya.

4. Patin


Ikan patin merupakan ikan yang tak memiliki sisik seperti halnya ikan lele, dagingnya yang gurih yang memiliki semacam duri (patil) di bagian siripnya. Keduanya tergolong dalam krlompok catfish. Atau sebutan lain pada ikan patin yaitu ikan lele bengkok. Kabar baiknya ikan patin lebih mudah dibudidayakan daripada ikan lele yang memiliki sifat kanibal. Ikan patin juga termasuk menjadi pilihan tepat untuk dapat dibudidayakan.

5. Bawal Air Tawar



Ikan bawal adalah jenis ikan air tawar yang berasal dari Amerika Selatan, di Brazil ikan ini banyak ditemukan di sungai amazon, tak heran bentuknya yang mirip ikan piranha. Selain di Indonesia ikan bawal juga banyak tersebar luas di seluruh dunia. Ikan jenis ini termasuk kedalam jenis ikan yang pertumbuhannya sangat cepat, dalam kurun waktu 3 bulan saja berat badannya dapat mencapai 1 kg. Ikan bawa termasuk jenis ikan pemakan daging, yang jika kurang pemberian pakan maka ia akan memakan sesamanya. Melihat perkembangan produksi ikan bawal yang terus meningkat, maka ikan ini pada akhirnya menjadi ikan konsumsi, selain rasanya yang enak dan juga gurih.

6. Ikan Mas



Jenis ikan air tawar yang terakhir adalah ikan mas, jenis ikan yang banyak digemari oleh penikmat kuliner. Keberadaan ikan mas di Indonesia dengan didatangkan dari Eropa dan Tiongkok, menurut catatan sejarah masyarakat Ciamis, Jawa Barat sudah menguasai cara pembenihan ikan mas sejak tahun 1860 dengan bantuan kakaban. Membudidaya ikan mas dapat dilakukan dengan berbagai macam tekhnik seperti metode air deras, maupun air tenang. Adapun media tempat budidaya dapat menggunakan kolam tanah, kolam beton bahkan kolam terpal.

Thursday, December 13, 2018

Cara Membuat Kolam Bundar

Keberadaan kolam bundar saat ini menjadi angin segar bagi para pembudidaya ikan khususnya air tawar di seluruh Indonesia, kolam bundar menjawab segala permasalahan-permasalahan bagi para pembudidaya yang memiliki keterbatasan lokasi/lahan untuk membuat media kolam budidaya. Oleh sebab itu hampir kebanyakan pembudidaya ikan saat ini mulai beralih ke konstruksi kolam bundar, mengingat diameternya yang relatif lebih kecil sehingga dapat menyesuaikan lahan yang sempit, termasuk di halaman rumah sekalipun dapat diaplikasikannya. Tidak hanya itu, kolam bundar juga dapat katagorikan menjadi kolam yang ramah lingkungan, hampir 90% konstruksi kolam bundar dapat dibongkar pasang atau dipindahkan tanpa meninggalkan bekas yang dapat merusak sumber daya alam non hayati seperti tanah serta lingkungan hidup lainnya. Berbeda dengan kolam ikan tanah buatan yang dianggap sudah tidak efektif lagi, atau kolam beton yang menyisakan limbah bangunan.

Meskipun keberadaan kolam bundar disambut positif oleh banyak para pembudidaya atau bahkan pemula, bukan berarti kolam tanah dan kolam beton mulai ditinggalkan. Kolam bundar menjadi salah satu alternatif bagi pembudidaya ikan untuk bisa berbudidaya meskipun memiliki lahan yang sempit, artinya kolam bundar dapat di aplikasikan diberbagai tempat yang terbatas, dan ini menjadi peluang bagi para pemula budidaya ikan yang ingin mencoba usaha di bidang perikanan. Kolam tanah atau kolam beton juga masih tetap menjadi pilihan favorit bagi pembudidaya ikan, terutama bagi mereka yang memiliki lahan yang luas dan sudah mengkhususkan untuk dijadikan investasi income (pendapatan). Baik kolam bundar, kolam tanah dan kolam beton tentu masing-masing memiliki keunggulan dan kekurangan, semua disesuaikan dengan situasi tempat yang memadai, terlebih kembalikan ke selera masing-masing individu.

Berikut kita akan membahas tentang cara pembuatan kolam bundar, sebelumnya dalam pembuatan kolam bundar tidak ada teknik khusus yang mendasar, saya rasa siapa saja bisa melakukannya. Hanya saja yang kita butuhkan yaitu perlengkapan-perlengkapan yang mendukung untuk pembutan kolam. Dalam pembuatan konstruksi kolam bundar ada 2 macam yang biasa digunakan oleh para pembudidaya, ada yang menggunakan sistem pembuangan air di dasar kolam, dan ada pula yang tidak menggunakan pembuangan.

Gambar 1 : Pembuatan kolam di lahan yang sempit

Gambar di atas contoh pembuatan kolam bundar di halaman rumah yang tergolong memiliki lahan yang sempit, dengan peletakan bata merah sebagai fondasi kolam yang menggunakan sistem pembuangan air yang akan ditanam di bawah fondasi.

Gambar 2 : Proses pembuatan penampungan air pembuangan

Gambar 3 : Pemasangan rangka kolam

Selanjutnya proses pemasangan pembuangan air kolam yang di tanam ke dalam fondasi kolam, menggunakan paralon berukuran 2" atau sesuai dengan selera masing-masing. Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan rangka besi, jika ingin membuat rangka bisa cari bahan besinya di toko matrial setempat, dan diameter besi bisa disesuaikan dengan kebutuhan. 

Gambar 4 : Pembuangan air kolam

Gambar 5 : Instalasi penampungan pembuangan air kolam

Gambar 6 : Kolam yang sudah jadi

Jenis kolam di atas menggunakan sistem pembuangan air di dasar kolam, hal ini membantu untuk memudahkan pembudidaya saat hendak mengganti air dan menguras air kolam. Cara seperti ini diangaap sangat efektif guna memaksimalkan pergantian air secara berkala bahkan saat pemanenan berlangsung.

Selanjutnya saya akan memberikan contoh kolam bundar dengan sistem yang lain, yaitu tidak menggunakan pembuangan air seperti contoh sebelumnya.

Gambar 7 : Kolam bundar tanpa pembuangan air

Dari kedua jenis sistem kolam di atas, tidak ada perbedaan yang terlalu mendasar. Semua sama-sama menggunakan konstruksi yang sama, hanya saja ada yang menggunakan pembuangan air dan ada juga yang tidak. Sistem kolam bundar yang menggunakan pembuangan air, dalam pembuatannya ditambah dengan persiapan fondasi menggunakan beton. Sedangkan yang tidak menggunakan pembuangan air, tidak perlu ditambahkan dengan fondasi. Cukup dengan besi rangkanya saja sudah dapat digunakan budidaya. Dari keduanya tersebut tentu ada plus minusnya, seperti kolam yang tidak menggunakan pembuangan dapat dipindahkan kemanapun tempat tanpa harus membuat ulang fondasi awal, sedangkan yang menggunakan pembuangan memudahkan pembudidaya untuk mengganti air secara berkala. Namun semua itu bukan permasalahan yang berarti. Sekali lagi saya tekankan semua tergantung selera masing-masing.

Wednesday, December 12, 2018

Cara Membuat Pakan Lele dan Patin

Mengingat kebutuhan pakan pada saat budidaya ikan menjadi permasalahan yang sangat berarti bagi para pembudidaya, ditambah lagi harga pakan semakin melambung tinggi, hal ini tentu membuat para pembudidaya mencari akal guna memenuhi kebutuhan pakan si kumis (lele, patin). Kebutuhan pakan selama periode budidaya persentasenya paling tinggi dibanding kebutuhan yang lain, mencapai 60-70%, itu artinya konsumsi pakan untuk ikan sangat tinggi. Kebutuhan pakan yang tidak memenuhi standar akan berdampak pada pertumbuhan ikan yang tidak baik, terlebih ikan jenis lele, jika kebutuhan pakan tidak memadai lele akan saling memakan satu sama lain, karena lele bersifat hewan omnivora pemakan tumbuhan dan daging serta bersifat kanibal. Meskipun jenis ikan lain tidak termasuk kanibal seperti halnya lele, namun tetap saja kebutuhan pakan tetap nomor satu. Hal ini tentu menjadi dilema terbesar bagi pembudidaya, harga pakan yang tinggi sedangkan hasil panen yang tidak sesuai.

Bahkan tidak sedikit pembudidaya yang mengalami kerugian finansial akibat ketidaksesuaian antara biaya perawatan selama budidaya dengan hasil panen, tidak menutup kemungkinan juga jika kondisi seperti ini terus bertahan maka kebangkrutan akan terus menghantui para pembudidaya, sampai-sampai yang awalnya ingin mencoba untuk membudidayakan ikan kembali mengurungkan dirinya untuk tidak melanjutkan niatnya, hal ini karenakan rasa kekhawatiran mereka untuk tidak bisa mendapat keuntungan pasca panen. Dampaknya sangat luas, sedangkan peristiwa seperti ini dapat diatasi jika kita mengetahui caranya. Hanya saja masih banyak pembudidaya yang enggan mencari cara lain dan hanya mengandalkan pakan dari toko saja (pellet), tentu akan menambah pembengkakan pengeluaran akibat managemen pakan yang tidak terkondisikan dengan baik.

Meskipun ikan selain jenis lele tidak bersifat kanibal, bukan berarti hal ini menjadi situasi yang aman untuk tidak memperhatikan managemen pakan yang baik, walaupun jenis lain tidak kanibal akibat kurangnya pakan maka dampak negatif lainnya berdampak pada pertumbuhan yang tidak maksimal (ikan kuntet/kerdil) pada ikan. Tentu akan sama saja, kerugian akan tetap dirasa karena hasil panen yang tidak menyesuaikan biaya peratwatan. Walaupun banyak yang berpendapat bahwa jenis ikan tertentu mudah perawatannya, mudah pemberian pakannya namun bukan berarti hal mudah tersebut dapat menjamin kelangsungan hidup ikan yang baik. Baik buruknya dalam merawat pertumbuhan ikan tergantung bagaimana cara kita memperlakukannya, terutama dari faktor pakan yang baik.

Pembuatan pakan alternatif adalah cara yang bijak untuk meminimalisir pengeluaran pakan pada ikan, pakan alternatif membantu menekan jumlah pakan pellet normal untuk ikan yang dapat disandingkan bersamanya. Cara seperti ini yang dapat membantu jumlah biaya pakan yang tidak terlalu banyak, dengan pakan tambahan akan tetap menjaga standarisasi asupan pakan pada ikan untuk menopang pertumbuhan ke hasil yang maksimal. Dengan ini pembudidaya tidak perlu merasa khawatir lagi terkait biaya budidaya yang sangat besar.

Adapaun bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat pakan alternatif sebagai berikut:
1. Dedak/bekatul 40 Kg
2. Tepung ikan/bubuk ikan asin 35 Kg
3. Tepung jagung 10 Kg
4. Tepung tapioka 5 Kg
5. Probiotik Microorganisme 1 lt
6. Ragi tape 10 butir

Semua bahan-bahan di atas dicampur menjadi satu dan digiling, hingga menjadi butiran-butiran seperti pakan pellet. Lihat video singkat di bawah ini:


Selain dapat dijadikan pakan alternatif untuk ikan, pakan tersebut juga dapat diberikan untuk hewan ternak seperti unggas dan sejenisnya. Pakan alternatif yang dibuat di atas dapat disimpan sebagai persediaan pakan pendamping pellet. Dengan demikian pengeluaran pakan selama budidaya berlangsung dapat dipangkas dari biaya normal, dan yang lebih penting hasil panen menjadi lebih maksimal.

SELAMAT MENCOBA..

Tuesday, December 11, 2018

Cara Membuat Fermentasi Air Kolam Budidaya Ikan

Dalam budidaya ikan banyak faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan tebar benih ikan ke dalam media kolam, antara lain yang perlu dipersiapkan adalah air, vitamin dan probiotik menjadi menu utama dalam budidaya. Air kolam sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup ikan selama budidaya berlangsung, jika kita tidak dapat mengontrol air kolam dengan baik sebagaimana mestinya, maka yang akan kita jumpai adalah kerugian! Sebab hampir 50% kelangsungan hidup pada ikan ditentukan oleh kualitas air, walaupun ada beberapa jenis ikan yang mampu bertahan hidup di air yang kondisinya buruk namun bukan berarti ikan akan selalu tumbuh dalam keadaan baik atau sehat, ikan akan cenderung kerdil.

Namun ironinya masih banyak pembudidaya ikan yang masih tidak peduli dengan kondisi air tersebut, mereka menganggap perubahan air pada saat budidaya adalah kejadian alami dan tidak perlu di risaukan, parahnya lagi banyak pembudidaya lain yang meng-iya-kan pendapat semacam itu. Tentu kejadian ini menjadi problem yang tak pernah terselesaikan. Memang selama periode budidaya ikan, air kolam akan mengalami perubahan yang signifikan dari warna air saat pertama kali di tebar benih, kejadian seperti ini yang sering disepelekan bagi pembudidaya ikan pada umumnya.

Perubahan warna air pada kolam ikan dianggap normal atau bahkan baik jika sebelum penebaran benih ke dalam kolam pembudidaya mengaplikasikan sistem fermentasi air, hal ini justru akan membuat warna air kolam berubah warnanya menjadi coklat kehijauan, dan atau coklat kemerahan, karena ini memang bagian dari reaksi positif air yang menggunakan sistem fermentasi. Di mana plankton yang dihasilkan dari fermentasi tersebut dapat berkembang dan akan berdampak positif bagi kehidupan ikan selama periode budidaya. Berbeda dengan perubahan warna yang tidak mengaplikasikan sistem fermentasi air, perbedaan warna tersebut memungkinkan kondisi air yang buruk sebab kotoran ikan dan sisa pakan yang tak dapat terurai dengan baik sehingga menjadikan amonia pada kolam yang akan berdampak kematian pada ikan.

Oleh sebab itu, teliti dalam mengelola air pada kolam menjadi tugas prioritas dalam budidaya ikan. Dengan tidak mengesampingkan prosedur yang ada menjadi pilihan bijak bagi pembudidaya. Adapun beberapa cara yang dapat diaplikasikan ke dalam air kolam menggunakan sistem fermentasi beserta bahan-bahannya.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

Gambar 1 : Dedak/bekatul

Gambar 2 : Molase/tetes tebu

Gambar 3 : Ragi

Gambar 4 : Kapur

Bahan:
1. Dedak/bekatul 2 Kg
2. Molase/tetes tebu 250 ml
3. Ragi 5 gr
4. Kapur 1 genggam

Cara:
1. Dedak dicampur molase dan dicampur air secukupnya (basah/nyemek)
2. Tuangkan ragi dan diaduk hingga merata
3. Masukkan kedala media wadah tertutup dan diamkan selama 48 jam (proses fermentasi)
4. Setelah hari ketiga buka dan campur dengan kapur 1 genggam
5. Encerkan dengan air dan saring airnya
6. Tebar merata pada kolam dan nyalakan aerasi kolam selama 24 jam
7. Ulangi cara di atas untuk pengaplikasian 3 hari kemudian
8. Ulangi setiap 3 hari sampai air berubah warna menjadi kecoklatan
9. Kontrol dengan cara memasukan tangan ke kolam sedalam 25 cm, jika tangan sudah terlihat kabur      berarti benih sudah siap ditebar.

Pada sistem fermentasi perubahan air akan dapat dirasa seiring berjalannya waktu, meskipun air akan berubah warna dari biasanya bukan berarti air tidak perlu untuk diganti. Walaupun sistem fermentasi dapat kita terapkan namun air tetap tidak terlepas dari pengecekan, air juga perlu diganti perlahan jika air terasa bau tidak sedap. Tapi kalau air masih dalam kondisi baik artinya tidak berbau, maka air tidak perlu untuk diganti.

Gambar 5 : Masa periode budidaya lele

Gambar 6 : Perubahan warna yang signifikan

Demikian cara fermentasi air serta cara membuatnya, semoga bermanfaat..

Cara Pembesaran Budidaya Ikan Gurame

Pembesara ikan gurame menjadi usaha yang paling akhir dilakukan setelah proses pembenihan, pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan yang ...