Friday, January 4, 2019

Cara Pembesaran Budidaya Ikan Gurame

Pembesara ikan gurame menjadi usaha yang paling akhir dilakukan setelah proses pembenihan, pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan untuk menghasilkan ikan ukuran konsumsi. Permintaan pasar mengenai ukuran konsumsi pada ikan gurame sangat bervariasi, namun saat ini di pasaran yang cukup ramai diminati yaitu 2-3 /kg nya. Tentu hal tersebut akan menjadi patokan bagi para pembudidaya guna mengatur durasi waktu selama budidaya.

Pembesaran gurame dapat dilakukan hampir di segala tempat, mulai dari air yang tenang maupun air yang mengalir. Asalkan ketersediaan air tercukupi, baik kualitas dan kuantitasnya. Upayakan lokasi budidaya aman untuk usaha pembesaran, baik aman dari kondisi alam, gangguan hama, maupun ulah jahil manusia.

Selama masa pembesaran pada ikan gurame, terdapat tahapan-tahapan yang dapat menunjang kelangsungan hidup pada ikan gurame, antara lain:

1. Pemilihan Benih
Banyak pendapat yang mengatakan, bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan kegagalan selama budidaya ikan gurame adalah kualitas benih yang tidak bagus. Oleh sebab itu bagi para pembudidaya ikan gurame harus lebih cermat dalam memilih kualitas benih yang baik.

Saat hendak memasukan benih ke dalam media kolam yang baru, maka benih ikan gurame supaya dilakukan adaptasi terlebih dahulu. Jika benih berasal dari lokasi yang sama dengan kolam pembesaran, hal ini tentu tidak akan menjadi masalah. Tetapi jika benih didatangkan dari tempat yang jauh dan berbeda, maka butuh penyesuaian atau aklimatisasi perlu dilakukan, sebab adanya perbedaan kualitas air antara lokasi asal dengan tempat barunya, serta pengaruh transportasi yang jauh dan lama sehingga benih gurame kekurangan oksigen.

2. Media Pembesaran
Pembesaran gurame dapat dilakukan di berbagai media kolam termasuk kolam beton atau terpal. Pada budidaya ikan gurame yang menggunakan kolam beton/semen atau kolam terpal penggantian air dapat dilakukan, atau dapat juga tidak dilakukan. Jika dilakukan tanpa pergantian air, maka kepadatan tebar benih sekitar 10 ekor/m2. Dan jika dilakukan dengan pergantian air, kepadatan tebar benih bisa lebih dari itu.

Apabila menggunakan kolam tanah, sebelum tebar benih terlebih dahulu supaya melakukan pengapuran pada permukaan kolam tanah, agar tanah lebih gembur sekaligus membunuh hama dan penyakit. Dosis kapur yang diperlukan yaitu 150-250 kg/ha. Selanjutnya lakukan pemupukan guna meningkatkan kesuburan pada tanah kolam budidaya. Pemupukan dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan anorganik.

3. Pertumbuhan Ikan
Pertumbuhan ikan merupakan proses bertambahnya ukuran panjang dan berat ikan dalam suatu waktu. Pertumbumhan merupakan proses biologi kompleks yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Laju pertumbuhan ikan gurame dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam yang dapat berpengaruh seperti genetika, seks, umur, berat, dan penyakit. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh bagi pertumbuhan ikan yaitu suhu, oksigen, pH, CO2, amonia, pakan dan kepadatan.

Kedua faktor tersebut tentu harus menjadi perhatian khusus selama masa budidaya atau kurun waktu tertentu, agar pertumbuhan pada ikan terus berkembang dengan baik seiring waktu. Selain itu, pakan yang cukup dan gizi berimbang, pertumbuhan ikan dapat berkembang dengan pesat. Pakan yang penting dalam masa pertumbuhan adalah protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan vitamin. Oleh sebab itu upayakan semua kebutuhan pada ikan agar tercukupi.

4. Pemberian Pakan
Untuk merangsang pertumbuhan pada budidaya ikan gurame perlu diberikan pakan secara kontinu, karena di dalam media kolam kebutuhan pakan alami sangat sedikit ketersediaannya. Pakan alami akan mengalami ketidakseimbangan di dalam kolam, sebab kepadatan ikan selama budidaya.

Pakan dapat diberikan secara bergantian (selang-seling) antara pakan pellet dengan pakan dedaunan. Pellet dengan kandungan protein 30-46% dapat diberikan 2-3% dari berat total perharinya, sedangkan pakan dari dedaunan dapat diberikan 5-10% per 1 atau 2 hari sekali. Pakan dapat diberikan frekuensi 2-3 kali sehari. Untuk budidaya yang berada di hawa yang dingin, pakan dapat dicampur dengan ragi tape secukupnya saja, hal ini dapat membantu menghangatkan suhu tubuh pada ikan secara alami.

5. Pemanenan
Pemanenan gurame dilakukan sesuai dengan permintaan pasar. Ukuran gurame konsumsi sekitar 2-3 ekor/kg. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca teduh, pada saat pagi hari atau sore hari. Hal tersebut guna menghindari ikan gurami tidak rusak saat terkena sinar matahari. Setelah dipanen, ikan sebaiknya dilakukan karantina selama kurang lebih 2-3 hari untuk mengurangi kotoran ikan dan mengurangi bau tanah pada daging ikan (jika dibutuhkan).

Sunday, December 23, 2018

Cara Mengatasi Penyakit Pada Budidaya Ikan

Penyakit pada saat budidaya ikan sering menjadi masalah yang serius dan tidak sepenuhnya dapat diatasi. Sehingga banyak orang yang ragu untuk budidaya ikan. Penyakit dapat menyerang pertumbuhan ikan, mulai dari penetasan telur, pembenihan, sampai pembesaran. Namun, hal tersebut hendaknya harus disikapi sebagai tantangan dan mencari jalan keluarnya, bukan semakin pesimis. 

Penyakit pada ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada kelangsungan hidup ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan penyakit pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan, maupun kondisi lingkungan yang dapat menunjang kehidupan ikan. 

Dengan demikian timbulnya penyakit ikan di dalam media kolam merupakan akibat interaksi yang tidak serasi pada ikan, kondisi lingkungan, dan organisme penyakit. Penyebab penyakit pada ikan dilatarbelakangi oleh media air tempat hidup ikan, aliran air, kontak langsung antara ikan sakit dengan ikan yang sehat, dan kontak tidak langsung melalui peralatan yang telah terkontaminasi virus. Hal inilah yang menyebabkan ikan mudah terserang penyakit.

1. Menjaga Media Air
Meskipun dari jenis ikan air tawar ada yang memiliki ketahanan hidup yang kuat terhadap kondisi tertentu, namun tindakan pencegahan dengan memperhatikan kualitas dan kuantitas air sangat diperlukan.

Dalam kondisi buruk, media air dapat memfasilitasi penyebaran penyakit. Oleh sebab itu air harus dipertahankan agar tetap optimal, baik secara fisik, mencakup suhu, cahaya dan kecerahan. Kondisi kimiawi mencakup kadar O2. CO2, NH3, H2S, NO2, dan pH perairan. Sedangkan kondisi biologi mencakup, mikroorganisme patogen, plankton, dan organisme perairan lainnya. Kebutuhan suhu perairan pada saat budidaya ikan antara 24-28oC, sedangkan rata-rata suhu di daerah tropis 24-33oC. Dan kecerahan media air yang relatif baik berkisar 30-40 cm, yaitu kedalaman di mana perbedaan warna suatu benda dapat terlihat. Nilai pH dalam suatu perairan sangat berhubungan dengan kandungan CO2, jika kadar CO2 tinggi maka pH menjadi rendah atau asam, begitu juga sebaliknya. Kandungan CO2 yang baik untuk ikan sekitar 2-5 ppm. Amoniak (NH3), hidrogen sulfida (H2S), dan nitrit (NO2) merupakan senyawa kimia yang sangat berbahaya bagi kehidupan ikan. NH3 merupakan produk akhir katabolisme protein yang disekresikan keluar tubuh ikan melalui insang dan kulit, yang bersifat sangat toksik bagi ikan. H2S terbentuk secara anaerobik sebagai hasil  dekomposisi materi organik yang mengandung sulfat (S) yang ada dalam sedimen suatu perairan. NO2 merupakan sisa hasil metabolisme protein ikan, sisa metabolisme berupa amoniak akan di oksidasi oleh bakteri nitromonas menjadi nitrit dan selanjutnya dioksidasi oleh bakteri notrobacter menjadi nitrat. Nilai batasan kondisi biologi yang perlu diperhatikan yaitu tidak boleh terjadinya blooming plankton. Kematian massal pada plankton dapat menyebabkan pembusukan di perairan sehingga menimbulkan penyakit pada ikan.

2. Penyakit Nonparasiter
Penyakit nonparasiter tidak disebabkan oleh adanya serangan parasit, tetapi oleh gangguan media tempat hidup, malnutrisi, neoplasia.

a. Media Tempat Hidup
Media hidup dalam hal ini adalah air. Terdapat kondisi air yang dapat menyebabkan munculnya serangan penyakit pada budidaya ikan, di antaranya adalah.
- Kekurangan oksigen;
- Peruahan suhu.

b. Malnutrisi
Penyediaan pakan yang cukup pada budidaya ikan sangat dibutuhkan. Kekurangan gizi seperti protein, lemak dan vitamin dapat menyebabkan penyakit fisik pada ikan. Gejala mal nutrisi pada ikan akan terlihat adanya keriput pada kulit ikan, insang terlihat tidak cerah, tubuh membengkok sirip rusak, pertumbuhan terhambat, gerakan lemas, dan berenang secara tidak teratur.

c. Neoplasia
Penyakit jenis ini ditandai dengan adanya pertumbuhan sel baru yang tidak terkendali. Gejala serangan penyakit ini terlihat dari adanya benjolan, jaringan rusak, tubuh berlendir, pendarahan, ikan berenang secara tidak beraturan, lemas, dan tidak nafsu makan. Pencegahannya, hindari lingkungan yang dapat menimbulkan racun, dan hindari pemberian obat-obatan yang berlebihan (sesuaikan takaran).

3. Penyakit Parasiter
Penyakit parasiter disebabkan oleh serangan mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan virus. Dalam kondisi fisiologis yang prima, keberadaan mikroorganisme akan menjadi baik di tubuh maupun media hidup ikan, tidak menyebabkan penyakit. Namun dalam konidisi stres, ikan akan mudah terserang mikroorganisme.

Ikan yang stres akan mengalami rangkaian perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut dengan general adaptive syndrome (GAS). GAS terdiri atas 3 stadium, yaitu:
- bereaksi;
- menahan;
- kelelahan.

a. Cara Pengobatan
Cara pengobatan ikan yang sakit dikenal dengan beberapa macam. Pemilihan cara yang akan diambil harus mempertimbangkan berbagai faktor, yaitu efektivitas, efisiensi, jenis penyakit, jenis media budidaya, dan persediaan dana. Berikut cara pengobatan yang bisa dilakukan.

- Perendaman
Perendaman dengan cara ikan yang terserang penyakit diambil kemudian dilakukan perendaman menggunakan larutan senyawa kimia atau obat-obatan yang menyesuaikan dengan kondisi ikan.

- Melalui pakan
Cara ini dapat dilakukan dengan mencampurkan obat atau cairan senyawa kimia ke dalam pakan yang akan diberikan pada ikan.

- Penyuntikan
Penyuntikan pada ikan menjadi cara yang cukup efektif dilakukan pada ikan dalam jumlah sedikit. Penyuntikan lebih cendderrung dilakukan terhadap ikan yang terserang parasit dengan antibiotik. Penyuntikan yang lazim dilakukan pada bagian punggung ikan.

4. Ciri Ikan Yang Sakit
Ikan yang sakit dapat dikenali dari ciri-ciri sebagai berikut:
- terjadinya perubahan warna;
- tubuh menjadi kurus;
- terjadinya pembengkakan pada perut;
- tulang bengkok;
- tutup insang tidak sempurna;
- sisik lepas, renggang, dan berbecak;
- insang pucat, berlendir, dan berdarah.

Thursday, December 20, 2018

Budidaya Ikan Air Tawar Menjadi Peluang Bisnis Menjanjikan


Budidaya ikan air tawar dari semua jenisnya saat ini mulai banyak dikembangkan, baik dari  dinas pemerintahan maupun dari setiap perorangan. Inovasi-inovasi terkini selalu dikembangkan pada setiap lini guna menemukan sistem yang terbaik pada saat membudidayakan ikan air tawar, agar terciptanya hasil yang maksimal serta dapat menekan biaya perawatan seminim mungkin. Melihat habitat ikan di alam saat ini sudah tidak bisa diandalkan lagi, tidak seperti dahulu yang konon ceritanya segala kebutuhan pokok selalu tercukupi di alam bebas. Oleh sebab itu masyarakat semakin banyak yang membudidayakan ikan air tawar, mulai dari pembenihan sampai budidaya pembesaran. Tak jarang dewasa ini keberadaan pembudidaya ikan air tawar terus bermunculan seiring waktu.

Selain dapat memanfaatkan lahan yang kosong, budidaya ikan juga dapat menjadi pilihan alternatif yang cukup menjanjikan guna menekan angka pengangguran, terutama di usia-usia produktif bisa berwirausaha di bidang perikanan. Tak hanya itu, budidaya ikan air tawar juga dapat dijadikan sebagai peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Saat ini banyak kita jumpai pembudidaya ikan air tawar berasal dari berbagai kalangan, mulai dari yang masih remaja, bahkan sampai pensiunan juga melakukan kegiatan yang sama. Artinya, budidaya ikan air tawar dapat dilakukan oleh siapapun dan dari kalangan manapun.


Bagi anda yang masih merasa bingung ingin berbisnis apa, tidak ada salahnya untuk mencoba berbisnis di dunia perikanan, khususnya ikan air tawar. Selain biaya produksi yang relatif lebih terjangkau, namun hasilnya juga cukup memuaskan jika kita mampu menjalankan prosedur oprasional dengan baik. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya, dalam berbudidaya ikan kita bisa memanfaatkan lahan yang kosong menjadi media kolam budidaya, bahkan saat ini kita juga bisa memanfaatkan lahan yang sempit sekalipun. Karena banyak tersedia kolam yang memiliki diameter lebih kecil namun mampu menampung benih ikan dengan kapasitas yang lumayan banyak. Tentu ini menjadi peluang bukan??


Apabila anda tidak memiliki bekal ilmu di bidang perikanan, anda tidak perlu khawatir. Sekarang banyak tutorial-tutorial yang membahas tentang cara budidaya ikan air tawar secara lengkap salah satunya budidaya-ikan-ku.blogspot.com, yang akan membantu anda untuk mempelajari tata cara budidaya ikan air tawar sampai perkembangannya. Semua tergantung bagaimana cara kita menyikapinya dengan bijak. Saya yakin, semua pembudidaya ikan belum tentu memahami semua tata cara tentang bagaimana membudidayakan ikan dengan benar, pasti mereka juga perlu untuk belajar sekaligus mempraktikannya, karena belajar saja tidak akan cukup tanpa adanya pengalaman. Alhasil, mereka mampu melakukannya.

Banyak peluang usaha/bisnis di dunia ini, salah satunya dengan cara membudidayakan ikan air tawar. Mengingat prospeknya di pasar domestik yang cukup menjanjikan, tak heran banyak kesuksesan-kesuksesan yang diperoleh sebagian besar masyarakat dari budidaya ikan air tawar. Dengan demikian, budidaya ikan air tawar cukup diminati oleh sebagian kalangan masyarakat guna menjadikan peluang bisnis dengan jangka yang tak terbatas.

Wednesday, December 19, 2018

Tips Memilih Bibit Unggul Ikan Lele

Ikan lele menjadi salah satu jenis ikan pilihan favorit bagi para pembudidaya ikan air tawar di Indonesia, mengingat perawatannya yang tergolong tidak terlalu sulit, juga kebutuhan pasar terhadap ikan lele terus mengalami peningkatan, ditambah banyak masyarakat yang gemar mengkonsumsi ikan lele. Oleh sebab itu ikan lele menjadi salah satu media mata pencaharian bagi masyarakat tertentu. Namun, seberapa cermat kah para pembudidaya memilih bibit yang unggul saat hendak membudidayakan ikan lele?

Pemilihan bibit unggul saat hendak membudidayakan ikan lele menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan sebelum melakukan penebaran benih ikan lele kedalam kolam budidaya. Bibit yang sehat dan berkualitas (unggul) akan menentukan seberapa produktif ikan lele selama masa periode budidaya berlangsung, terutama tingkat kematian yang minim. Jika pembudidaya mengabaikan pemilihan bibit saat sebelum melakukan penebaran, maka potensi resiko terbesar akan terjadi di waktu budidaya berlangsung atau bahkan pasca panen. Misalkan, apabila bibit yang dipilih tidak sehat maka resikonya pertumbuhan ikan akan lambat atau bahkan tingkat kematian yang tinggi, terlebih saat pemanenan ikan lele tidak mampu bertahan hidup sampai ke tengkulak ikan. Tentu hal tersebut akan membuat kerugian secara periodik, maka dari itu pemilihan bibit unggul jangan di abaikan.

Meskipun banyak penjual bibit mengatakan bibit ikan yang dijual merupakan bibit yang unggul, namun tidak ada salahnya jika kita mengetahui dan memahami karakter bibit ikan yang berkualitas. Bibit yang unggul memiliki beberapa ciri yang dominan daripada bibit yang tidak samasekali.

Berikut ini akan kita bahas mengenai ciri-ciri bibit unggul pada ikan lele :

1. Bibit Berasal Dari Budidaya Benih Ikan Lele


Ciri yang pertama yaitu bibit ikan lele harus berasal dari hasil budidaya benih ikan lele. Pasalnya, bibit lele tersebut biasanya akan jauh lebih terjaga kualitasnya, karena melalui proses pemeliharaan yang intensif selama budidaya.

Selain itu, bibit dari budidaya benih ikan lele lebih cenderung berasal dari indukan terbaik. Artinya, anda tidak meragukan kualitas keturunannya. Pembudidayanya juga sudah memahami dengan baik tentang bagaimana cara membesarkan benih ikan lele agar terjamin kualitasnya hingga menjadi ikan lele siap jual.

2. Agresif/lincah


Jika anda merasa sulit untuk menangkap bibit ikan lele dengan tangan kosong karena gerakannya yang lincah/gesit, itu menandakan bahwa bibit tersebut dalam kategori bagus. Perhatikan gerakan bibit ikan lele lainnya, caranya masukan bibit ikan lele kedalam wadah kemudian miringkan wadah yang berisi bibit ikan lele. Lihat pergerakannya. Jika sebagian besar bibit ikan lele bergerak melawan arus, maka bibit tersebut benar-benar bagus. Namun apabila bibit ikan lele terbawa arus, artinya bibit tersebut kurang baik. Cara seperti ini sangat ampuh guna menentukan seberapa lincah bibit ikan lele yang akan anda adopsi, semakin lincah gerakannya maka semakin baik bibitnya.

3. Fisik Harus Sempurna


Bibit yang berasal dari budidaya benih ikan lele serta gerakan bibit yang agresif, tak selamanya menjamin kesempurnaan fisik pada bibit ikan lele. Jika anda menemukan fisik yang terluka atau cacat pada tubuh benih ikan lele, sebaiknya jangan dipilih.

Upayakan memilih bibit ikan lele yang badannya mulus dan warna yang selaras, warna bibit ikan lele yang baik yakni berwarna cokelat tua atau hitam kemerahan. Morfologi tubuhnya seimbang mulai dari kepala hingga badan, kulitnya pun cerah dan mengkilap.

Bibit ikan lele yang bagus tidak pucat dan tidak menggerombol di pojok kolam, justru ia bergerak lincah kesana-kemari. Jika anda menemukan salah satu bibit yang tubuhnya tidak sempurna sebaiknya pisahkan. Kesempurnaan fisik pada bibit ikan lele akan menentukan bentuk fisiknya setelah menjadi ikan lele siap jual, konsumen pun akan jeli memilih ikan lele yang bagus dan mana yang tidak. Hal tersebut patut anda perhatikan, karena turut menentukan untung rugi dalam budidaya.

4. Ukuran Bibit Harus Seragam


Layaknya ikan lainnya, dalam memilih benih ikan lele juga anda harus memilih ukuran yang seragam. Mengapa demikian? Sebab jika anda tidak memilih benih ikan lele dengan ukuran yang seragam, maka resiko yang akan terjadi adalah tingkat kanibal yang sangat tinggi saat budidaya.

Ikan lele yang lebih besar biasanya akan memangsa ikan lele yang lebih kecil ukurannya, kalau itu yang terjadi maka jumlah ikan lele yang dibudidayakan akan semakin berkurang. Akibatnya anda akan mengalami kerugian yang cukup tinggi.

Selain itu, ukuran bibit ikan lele juga akan mempengaruhi pertumbuhannya. Apabila awalnya bibit ikan lele yang anda gunakan tidak seragam, maka ketika besar ukurannya tidak akan sama. Jika itu terjadi maka akan ada seleksi ikan atau penyortiran ikan yang berlebih, alhasil panen anda akan terhambat akibat hasil yang tidak sama rata.

Misalkan, anda akan membeli bibit ikan lele sebanyak 500 ekor, ketika memilih di lokasi budidaya maka pilihlah ukuran bibit sesuai dengan kebutuhan anda. Dengan toleransi perbedaan ukuran hanya 1 cm saja, tapi jumlah toleransi tersebut tidak boleh lebih dari 10%. Contoh : Bibit yang akan anda gunakan berukuran 5 cm, maka boleh dicampur dengan bibit yang berukuran 4-6 cm sebagai toleransi, namun dengan catatan jumlahnya jangan terlalu banyak.

5. Bibit Dalam Kondisi Sehat


Sebelum hendak membeli bibit ikan lele, sebaiknya tanyakan terlebih dahulu mengenai riwayat kesehatn bibit. Tanyakan apakah bibit ikan lele pernah sakit. Tujuannya jika bibit ikan lele mengalami sakit yang sama, anda akan mudah menanganinya.

Bibit ikan lele yang sehat memiliki ciri-ciri, gerakannya gesit, tubuh proporsional, warna kulit mengkilap, tidak menggantung, bebas cacat atau luka dan sungut berwarna cerah. Namun anda tetap mengupayakan dalam pemilihan bibit ikan lele yang tidak memiliki riwayat sakit, agar lebih mudah dalam merawatnya, sebab bibit ikan lele yang memiliki riwayat sakit maka resiko kematian akan lebih tinggi.

6. Perhatikan Riwayat Induknya


Indukan akan selalu menjadi faktor yang berpengaruh dalam pemilihan bibit hewan jenis apapun, jika bibit ikan lele berasal dari indukan yang unggul maka sudah pasti keturunannya juga akan mewarisi sifat genetik induknya.

Pilihlah bibit ikan lele yang asalnya bukan dari perkawinan inbreeding atau tingkat kekerabatan yang tinggi. Semakin jauh tingkat kekerabatannya maka semakin bagus kualitas bibitnya. Kemudian, perhatikan jenis ikan lele indukannya. Misalkan, ikan lele jenis sangkuriang sudah pasti lebih bagus dari ikan lele lokal, karena dapat dilihat dari pemijahannya. Dan hasil panennya pun akan jauh lebih baik dibandingkan dengan ikan lele jenis lokal lainnya.

7. Punya Sertifikat CPIB


Kriteria yang terakhir yaitu harus memiliki sertifikat CPIB. CPIB (Cara Pembenihan Ikan yang Baik), jika memang kualitas bibit yang anda beli tergolong bibit yang unggul, maka pembudidaya pasti mengantongi sertifikat CPIB. Dari sertifikat tersebut anda akan menjadi tahu, darimana asal indukannya dan jenis apa yang digunakannya. Namun tidak semua pembudidaya memiliki sertifakat tersebut, oleh sebab itu berpacu pada kriteria sebelumnya juga sudah lebih dari cukup untuk dapat menjamin kualitas bibit yang akan anda gunakan.

Demikian beberapa kriteria atau mengenali ciri-ciri bibit yang unggul pada ikan lele. Selain bibit harus baik, persiapan budidaya yang lain juga harus tetap diperhatikan guna mengharapkan hasil yang maksimal. Semoga Bermanfaat..


Tuesday, December 18, 2018

Cara Buat Pakan Tambahan Untuk Ikan Lele

Pemberian pakan pada saat budidaya ikan lele tentu menjadi kebutuhan prioritas yang harus terpenuhi kecukupannya. Jumlah pakan pada saat budidaya menjadi biaya terbesar guna memenuhi nutrisi pada ikan lele budidaya, dengan demikian pakan menjadi modal terbesar selama budidaya berlangsung yakni sekitar 50-70% dari semua biaya yang ada. Tak jarang banyak pembudidaya mengeluhkan pengeluaran pakan yang begitu besar, bahkan sampai ada yang menghentikan budidayanya. Mereka menganggap budidaya ikan hanya akan menghabiskan biaya pakan saja, sedangkan hasil panen hanya cukup untuk mengganti biaya pengeluaran pakan tanpa ada hasil pendapatan.

Sebenarnya pengeluaran pakan pada ikan dapat kita minimalisir jika kita cermat dalam pengelolaannya, ikan lele tergolong rakus dalam segi pakan. Oleh sebab itu ikan lele mudah dibudidayakan karena sifat lele yang suka makan segala omnivora. Artinya kita dapat menambahkan pakan tambahan pada budidaya ikan lele guna menekan pengeluaran jumlah pakan yang berlebih, salah satunya dengan dapat dibuatkannya pakan tambahan, sebagai pakan alternatif yang juga memiliki protein yang baik bagi ikan lele. Kebutuhan nutrisi pada pakan lele tidak bisa diabaikan, dengan nutrisi yang tercukupi maka pertumbuhan pada ikan lele juga akan bertambah baik.

Meskipun pakan ikan lele dapat diproduksi sendiri, tak sedikit para pembudidaya mengabaikan kualitas pada pakan buatan tersebut. Dengan menggunakan bahan-bahan yang tak layak dijadikan makanan untuk ikan, jika ini terjadi ikan lele tumbuh dalam keadaan tidak sehat sehingga ikan mudah mati pasca pemanenan, pada akhirnya tengkulak enggan menerima ikan hasil panenan tersebut. Maka dari itu, perhatikan bahan-bahan yang hendak dijadikan pakan tambahan pada ikan, agar tak menyesal di kemudian hari.

Berikut cara pembuatan pakan tambahan yang dapat dijadikan menu makanan pada ikan lele, serta bahan-bahan yang perlu dipersiapkan :

1. Ampas Tahu


2. Dedak/bekatul


3. Ikan Asin


4. Ragi Tape


Cara pembuatan:
Giling semua bahan yang telah disiapkan menjadi satu bagian ke dalam alat penggilingan, setelah semua bahan selesai digiling selanjutnya adonan bahan-bahan tersebut di masukan ke dalam media tempat/wadah yang tertutup rapat, kemudian diamkan ke dalam wadah hingga 3-4 hari (cara ini disebut dengan fermentasi). Setelah semua proses dilalui, maka pakan tersebut dapat diberikan pada si kumis (lele)

Catatan : Ikan asin sebelum digunakan, terlebih dahulu direndam selema beberapa jam guna menghilangkan rasa asin pada ikan, kemudian tiriskan sampai ikan benar-benar kering atau lembab, setelah itu ikan siap digunakan. Sedangkan jumlah bahan pakan buatan dapat disesuaikan dengan kebutuhan ikan, kecuali bahan ragi tape tidak boleh lebih banyak dari ketiga bahan tersebut. Misalkan, ingin membuat pakan sebanyak 20 kg maka ragi tape hanya membutuhkan 5 butir saja.

Demikian cara membuat pakan tambahan pada ikan lele, dengan bahan-bahan yang sederhana dan cara yang ringkas dapat menekan pengeluaran jumlah pakan yang berlebih pada saat budidaya ikan lele. Selain dapat diberikan pada ikan lele, pakan buatan tersebut juga dapat diberikan untuk budidaya ikan patin. Meskipun banyak cara atau resep tentang pembuatan pakan lele, bukan berarti kita mengesampingkan pakan pellet sebagai pakan utama pada budidaya ikan lele. Pakan tambahan hanya sebatas alternatif saja guna mengurangi jumlah pakan pellet yang berlebih, pakan pellet tetap menjadi pakan prioritas demi tercapainya hasil panen yang maksimal pada ikan lele.

SEMOGA BERMANFAAT..


Cara Pembesaran Budidaya Ikan Gurame

Pembesara ikan gurame menjadi usaha yang paling akhir dilakukan setelah proses pembenihan, pembesaran merupakan kegiatan pemeliharaan yang ...